Ahad 12 Jan 2020 15:15 WIB

Pemkot Bogor Uji Coba Flyover RE Martadinata

Pembangunan flyover Jalan RE Martadinata, Bogor Tengah, telah selesai.

Rep: Nugroho Habibie/ Red: Bayu Hermawan
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto
Foto: Republika/Nugroho Habibi
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pembangunan jalan layang atau flyover Jalan RE Martadinata, Bogor Tengah, Kota Bogor, telah rampung dikerjakan. Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan membuka flyover tersebut untuk dilakukan uji coba selama satu pekan.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, flyover RE Martadinata telah sekian lama ditunggu masyarakat. Selesainya pembangunan tersebut, diharapakan dapat mengurai salah satu titik kemacetan di Kota Bogor.

Baca Juga

"Salah satu titik utama kemacetan di Kota Bogor, di Jalan RE Martadinata ini telah sesali pembangunannya yaitu flyover RE Martadinata. Hari ini, dimulai resmi masa uji coba selama satu minggu," kata Bima dikonfirmasi, Ahad (12/1).

Satu minggu ke depan, warga Kota Bogor dapat mengakses flyover tersebut. Uji coba, sambung Bima, akan diawasi oleh sejumlah pihak yang terlibat. Di antaranya, Dinas Perhubungan, Dinas PUPR hingga kepolisian Kota Bogor.

"Semalam satu minggu akan memonitor, mengawasi dan melakukan evaluasi. Insya Allah tidak ada hal-hal yang diluar perhitungan sehingga minggu depan flyover Martadinata ini sudah resmi bisa digunakan setelah satu minggu masa uji coba ini," ujarnya.

Selesainya flyover itu, memperlancar kendaraan dari arah Air Mancur (Jalan Jenderal Sudirman) menuju arah Jalan Merdeka dan sebaliknya tanpa harus melintasi perlintasan sebidang jalur kereta api. Sedangkan, jalan yang berada di bawah flyover hanya dipergunakan untuk memutar arah.

Namun, penutupan tersebut mengakibatkan kendaraan dari Air Mancur menjual Pondok Rumput tak lagi dapat diakses. Kendati demikian, penutupan tersebut masih dalam tahap uji coba. "Sementara kita halangi pakai barrier begitu, tapi kita lihat nanti apakah perlu penyesuaian untuk titik putarnya," ucap Bima.

Disinggung terkait akan adanya pedagang kali lima (PKL) yang menempati trotoar di bawah flyover, Bima menegaskan akan memerintahkan pihak keamanan untuk tetap menjaga area tersebut bersih tanpa PKL.

"Setelah ini, Dinas Perumkim, Satpol-PP, Pertamanan, Kebersihan semuanya akan digerakkan untuk kawasan bawahnya agar tetap tertib dan steril," tegasnya.

Pembangunan flyover RE Martadinata telah dilakukan sejak awal tahun 2019 dan diharapkan menjadi solusi kemacetan di Jalan RE Martadinata. Flyover tersebut dibangun sepanjang 458 meter menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari Kementerian PUPR dengan total biya sebesar Rp 97,4 miliar.

Bima menuturkan, bantuan tersebut diperoleh dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang bertempat tinggal di Istana Bogor. Bima menyampaikan sejumlah persoalan di Kota Bogor kepada Presiden. Hingga akhirnya, Presiden memberikan bantuan salah satunya pembangunan flyover tersebut melalui Kementerian PUPR.

"Ini hanya beberapa meter dari pintu istana tapi macetnya luar biasa, mohon dibantu. Saat itu, Pak Jokowi langsung memproses bantuan," jelasnya.

HSE Inspector Proyek Pembangunan Flyover Jalan Martadinata, Agam Riskalloh Al-Amin, mengaku lega flyover telah dapat diuji coba. Pasalnya, saat ini pihaknya hanya tinggal menunggu SLF keluar dari Kementerian PUPR.

"Jadi, tahap kami tinggal satu langkah lagi, sambil menunggu SLF keluar. Semoga saja SLF bisa keluar secepatnya. Itu saja harapan kami," kata Agam.

Agam menjelaskan, pihaknya tidak lagi memiliki urusan dalam upaya untuk memperoleh SLF. Dia menegaskan, pihaknya hanya melakukan pembangunan flyover. SLF, sambung Agam menjadi tanggung jawab pemerintah. Namun, dia berpendapat SLF tidak membutuhkan waktu lama jika proyek sudah diselesaikan.

"Saya pribadi udah ngga punya peran lagi. Kami hanya membangun. Orang-orang Kami pun sebagian sudah pergi ke proyek proyek selanjutnya," kata dia.

Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto menjelaskan, flyover RE Martadinata sangat krusial untuk segera dipergunakan. Dengan demikian, flyover dapat mengurai kemacetan.

Atang menyatakan, DPRD dan Pemkot Bogor telah menyamakan visi untuk bekerja bersama dalam mengawal dan menyelesaikan pengerjaan proyek-proyek pembangunan strategis. Sehingga, pengerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan target.

"DPRD meminta Pemkot juga harus memantau proyek-proyek strategis di Kota Bogor misalnya flyover, Masjid Agung dan RSUD," kata Atang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement