Kamis 16 Jan 2020 21:57 WIB

Pemkot Surabaya: Banjir Efek Proyek Saluran yang tak Tuntas

Pemkot menyebut pengerjaan saluran air di Sememi Surabaya masih kurang 2,5 Km

Pengendara kendaraan bermotor melintas di jalan yang tergenang air di Jalan Dr Soetomo, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (15/1/2020).
Foto: Antara/Didik Suhartono
Pengendara kendaraan bermotor melintas di jalan yang tergenang air di Jalan Dr Soetomo, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (15/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Pemkot Surabaya, Erna Purnawati menyebut banjir yang terjadi di beberapa titik wilayah Kota Surabaya pada Rabu (15/1) malam diakibatkan beberapa proyek saluran air yang belum tuntas pengerjaannya di awal tahun 2020.

"Banjir yang terjadi di wilayah Surabaya Barat akibat hujan deras dengan intensitas tinggi Rabu (15/1) memang sudah kami prediksi, hal ini disebabkan pekerjaan saluran air yang belum tuntas di kawasan itu," kata Erna di Surabaya, Kamis (16/1).

Meski demikian, ujar dia Pemkot Surabaya telah mengantisipasinya yaitu dengan mengoperasikan dua unit dari total enam pompa air yang tersedia di Rumah Pompa Gunungsari II Surabaya. Pompa itu, mampu menyedot genangan air hujan di Jalan Mayjend Sungkono Surabaya yang sempat mencapai ketinggian 50 sentimeter dalam waktu sekitar satu jam setelah hujan reda, sehingga banjir tidak terlalu lama menggenang.

Erna mengakui, sejumlah kawasan memang masih ada yang melakukan pekerjaan saluran air, dan rentan terjadi banjir. Salah satunya di kawasan Sememi Surabaya, yang pembangunannya masih kurang sepanjang 2,5 kilometer.

"Di Sememi itu kan saluran irigasi yang kemudian dikonversi menjadi drainase dan pekerjaannya memang belum selesai, masih kurang sepanjang 2,5 kilometer lagi. Sehingga di ujungnya yang sudah dikerjakan itu kalau turun hujan, airnya selalu keluar. Jadi mohon maaf kepada warga sekitar," jelasnya.

Sedangkan di wilayah Jalan Mayjend Sungkono Surabaya, yang sempat "viral" di media sosial karena banjirnya terlihat menenggelamkan banyak sepeda motor di sebuah tempat parkir, diakibatkan pembangunan pedestrian di depan swalayan kawasan itu.

"Sejak tahun 2017 dibangun pedestrian di depan swalayan itu dan sampai sekarang kami kesulitan memasukkan 'box' yang berukuran besar. Sebetulnya kesulitan memasukkan box yang berukuran besar itu sudah kami komunikasi dengan pihak swalayan. Kami usahakan tahun ini harus selesai dengan meminta bantuan dari Dinas Cipta Karya," ungkapnya.

Sementara saluran air di wilayah lainnya, terpantau telah selesai dibenahi, ditambah adanya rumah pompa di berbagai tempat sebagai langkah antisipasi untuk menyedot banjir di setiap musim hujan. Ia berharap, dengan selesainya beberapa proyek secara bertahap, sejumlah titik wilayah Surabaya akan mampu mengurai derasnya air hujan.

"Kami prediksi puncak musim hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi pada bulan Februari hingga Maret 2020 akan bisa diminimalisir khususnya genangan banjir, hal ini asalkan segenap warga turut menjaga dan merawat berbagai saluran air yang telah selesai dibenahi," tambahnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement