Jumat 17 Jan 2020 06:47 WIB

Cara Mencegah Tertular Antraks dari Ternak

Antraks dapat menular lewat berbagai cara dari ternak ke manusia.

Red: Reiny Dwinanda
Bakteri antraks dilihat dari mikroskop. Antraks dapat menular lewat berbagai cara dari ternak ke manusia.
Foto: daily mail
Bakteri antraks dilihat dari mikroskop. Antraks dapat menular lewat berbagai cara dari ternak ke manusia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Siti Nadia Tarmizi menyebutkan, hewan ternak harus terbebas dari penyakit antraks. Dengan begitu, penularannya pada manusia bisa dicegah.

"Kalau untuk antraks yang penting itu hewannya, kalau antraks pada manusia itu karena penyakit dari hewannya. Berbeda dengan DBD," kata Nadia saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Baca Juga

Nadia menjelaskan, penyakit demam berdarah dengue (DBD) pada manusia disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui perantara nyamuk Aedes aegepty. Sementara itu, penyakit antraks merupakan penyakit yang memang sudah terjangkit pada hewan ternak, seperti sapi dan kambing, kemudian menular pada manusia melalui kontak fisik ataupun mengonsumsi daging hewan tersebut.

"Misalkan kita tidak mau antraks nih tahun depan, ya berarti hewannya itu harus betul-betul sehat," kata dia.

Nadia mengungkapkan bahwa penyakit antraks pada manusia terjadi karena tertular oleh hewan ternak sapi atau kambing yang sebelumnya memang sudah terinfeksi bakteri antraks, yakni Bacillus anthracis. Penularan penyakit sapi gila dari hewan ternak ke manusia bisa melalui cairan pada tubuh hewan dengan kontak tubuh, memakan daging hewan yang berpenyakit antraks, melakukan kontak dengan hewan ternak yang mati karena antraks, atau menghirup spora antraks.

Bentuk pencegahan terhadap penyakit ini adalah dengan mencegah hewan ternak tidak terjangkit penyakit antraks sehingga tidak menularkannya pada manusia. Menurut Nadia, pencegahan penyakit antraks pada manusia bisa dilakukan mulai dari peternak sapi dan kambing.

Para peternak harus jeli melihat kondisi kesehatan hewan ternaknya sehingga jika diduga terjangkit antraks bisa segera tertangani. Nadia menyerukan peternak agar segera menghubungi dinas peternakan pemerintah daerah setempat terkait dugaan terjadinya antraks pada hewan ternak.

"Dinas peternakan bersama dinas kesehatan setempat akan melakukan tata laksana terkait penyakit antraks dengan memberikan antibiotik ataupun desinfektan," jelasnya.

Nadia menyerukan agar masyarakat tak menyembelih atau menjual daging ternaknya yang terserang antraks. Nadia mengingatkan, antraks juga bisa menular melalui daging hewan sakit yang dikonsumsi oleh manusia.

Bakteri yang terdapat pada daging hewan akan menyerang usus dan membuat penderitanya mengalami diare. Selain itu, antraks juga menular melalui kontak fisik dengan hewan, atau melalui cairan hewan, sehingga membuat penderitanya mengalami gatal-gatal.

Sementara jika hewan ternak sudah telanjur mati karena antraks, cara penanganannya pun harus benar-benar aman agar tidak menular pada manusia di sekitarnya. Hewan ternak yang mati karena antraks harus ditangani dengan mematikan kuman antraks pada hewan tersebut.

"Kalau hewan mati langsung dikubur, disiram minyak tanah bahkan dibakar, lalu ditimbun, lalu diberikan desinfektan di atasnya," kata Nadia.

Antraks bisa menyebabkan kematian apabila terdapat spora kuman antraks yang terhirup melalui saluran pernapasan manusia. Spora antraks yang masuk akan menyerang paru dan membuat penderitanya sesak napas dengan cepat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement