REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melalui Kesbangpol menyebut komunitas Sunda Empire bukan organisasi massa yang terdaftar di pemerintah. Saat ini, pemerintah tengah menelusuri keberadaan Sunda Empire termasuk video yang beredar di media sosial.
Kepala Bidang Ideologi dan Wawasan Kebangsaan Kesbangpol Kota Bandung, Sony, mengatakan komunitas Sunda Empire ada dan muncul pada 2018 lalu. Saat ini menurutnya keberadaan komunitas tersebut kembali ramai dibicarakan pascamasyarakat digegerkan dengan kerajaan Keraton Sejagat di Purworejo, Jawa Tengah.
"Ini kejadian 2018 di-up lagi, latah kejadian di Purworejo," ujarnya, Jumat (17/1). Ia menegaskan keberadaan Sunda Empire tidak terdaftar sebagai organisasi massa. Ke depan pihaknya akan memantau pergerakan komunitas seperti Sunda Empire.
"Mereka bukan ormas dan tidak terdaftar sebagai ormas. Kita bersama aparat polisi dan TNI pasti akan memantau terus," kata Sony.
Pascamasyarakat dihebohkan dengan Keraton Sejagat di Purworejo, Jawa Tengah kini muncul Sunda Empire-Earth Empire atau kekaisaran Sunda di Kota Bandung, Jawa Barat. Video tentang Sunda Empire sempat beredar di Youtube yang diunggah oleh Alliance Press International dan media sosial lainnya. Masyarakat pun bertanya-tanya tentang keberadaan kekaisaran tersebut.
Namun saat dicek kembali pada akun Alliance Press International tersebut video-video yang diunggah telah dihapus. Beberapa media sosial lainnya masih menyajikan tayangan video Sunda Empire tersebut.
Dalam sejumlah video tentang Sunda Empire seperti di akun Yowana Tivi, terdapat belasan orang yang memakai atribut seragam berwarna biru tua dengan menggunakan baret biru. Salah seorang yang diduga menjadi pimpinan tengah berorasi di hadapan anggotanya.
"Artinya state Amerika di bawah kingdom, artinya koloni Brunei di bawah state, artinya republik di bawah koloni. Itu harus disadari dunia bahwa negara itu tidak selevel. Kalau Republik 5 tahun sekali pemilu kalau koloni 15 tahun laporan pertanggungjawaban kalau state 30 tahun. Kalau empire sampai dunia kiamat," ujarnya.