SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM -- Fenomena penampakan ular terus bermunculan di berbagai wilayah di Sragen. Tak hanya kobra, ular-ular lain berukuran besar juga mendadak bermunculan. Dalam dua hari terakhir, tim rescue dari Indonesian Offroad Federation dan Poldes Masaran silih berganti mengevakuasi laporan kemunculan ular jenis piton.
Yang pertama, dua hari lalu, seekor ular piton besar muncul di rumah warga Dukuh Sribit, Desa Sribit, Kecamatan Sidoharjo. Ular piton itu melilit bagian atap dan nangkring selama beberapa hari.
Penampakan piton itu diketahui tak sengaja oleh pemilik rumah. Karena ketakutan, pemilik rumah kemudian melapor ke Rescue Poldes Masaran.
"Sudah kita evakuasi. Waktu kita tangkap posisinya ada di atap rumah dan melilit di kayu. Ternyata sudah tiga hari di atas. Pemilik rumah bingung dan takut, akhirnya lapor ke kami," kata personel rescue dari Poldes Masaran, Alfian Rendi Prasetya, Jumat (17/1/2020).
Sehari kemudian, ular jenis piton dengan ukuran lebih besar juga menggegerkan pemilik Apotek Bahari, Banjarsari, Nglorog, Sragen Kota. Ular sepanjang 3 meter dengan besar hampir seukuran lengan orang dewasa itu menyusur di ruangan tengah apotek tersebut.
Ular itu kemudian berhasil dievakuasi oleh Mas Lanjar, petugas rescue dari IOF Sragen. Ular itu ditangkap dan kemudian dimasukkan ke karung.
Ular besar itu sempat dikeluarkan dan jadi tontonan warga saat evakuasi kobra di Dukuh Banyuning, Singopadu, Sidoharjo, kemarin. "Dia saya tangkap pas menyusur di ruangan tengah apotek. Awalnya pemilik rumah yang tahu dan takut kemudian melapor ke kami," tutur Lanjar.
Koordinator rescue dari IOF Sragen, Ahmad Mujiyono menuturkan seluruh ular yang tertangkap, nantinya akan direhabilitasi terlebih dahulu. Setelah itu, mereka akan dilepasliarkan ke alam terbuka untuk menjaga keseimbangan ekosistem alam.
"Kami mengimbau kalau ada ular atau melihat ular, jangan panik dan jangan dibunuh. Cukup diam saja, mereka nggak akan menyerang. Kalau takut, langsung laporkan ke kita. Sebab jika ada ular langsung dibunuh, maka ekosistem alam akan timpang. Akibatnya, ya seperti sekarang ini, tikus merajalela karena ular sebagai predatornya sudah berkurang," kata pria yang akrab disapa Pak Yono itu, Jumat (17/1/2020). Wardoyo