Ahad 19 Jan 2020 22:26 WIB

Indonesia Genjot Ekspor Buah Naga ke China

Indonesia dan China menandatangani protokol ekspor buah naga.

Buah naga.
Foto: kementan
Buah naga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia berupaya meningkatkan ekspor buah naga ke China. Buah naga menjadi komoditas hortikultura yang berpotensi ekspor. Protokol ekspor buah naga merupakan salah satu protokol ekspor yang telah ditandatangani Indonesia dan China selain manggis, salak, pisang dan lengkeng.

Untuk memastikan Indonesia telah melaksanakan prosedur dan memenuhi persyaratan  sesuai dengan protokol ekspor buah naga,  tim dari General Administration of Customs of the People's Republic of China (GACC) melakukan audit kebun dan packing house buah naga di Indonesia pada 14 - 20 Januari 2020 di Banyuwangi dan Bali.

Baca Juga

Salah satu persyaratan dalam protokol ialah buah naga yang diekspor berasal dari kebun dan packing house yang teregistrasi. "Direktorat Jenderal Hortikultura berkomitmen untuk melakukan pembinaan penerapan Good Agriculture Practices (GAP),  sehingga kebun tersebut dapat teregistrasi, " ujar Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, Yasid Taufik.

Berdasarkan update data registrasi kebun buah naga per Januari 2020, lahan buah naga  yang telah teregistrasi seluas 129.648, 68 hektare yang tersebar di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Bali. Di Indonesia saat ini terdapat lima (packing house) yang telah diregistrasi oleh Otoritas Kompeten Keamanan Pangan baik pusat maupun daerah.

Program lainnya antara lain adalah fasilitas promosi pelaku usaha melalui program misi dagang dan pameran. Berdasarkan data statistik nilai ekspor buah naga Indonesia pada 2018 mencapai 76 ton atau bernilai  143 ribu dolar AS. Negara tujuan ekspor antara lain Malaysia, Singapura, negara-negara Eropa seperti Belanda, Italia, Spanyol dan Jepang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement