Selasa 21 Jan 2020 04:20 WIB

Patung-Patung Figurin Pemrotes Hong Kong Menjadi Hits Besar

Patung figurin ini dibanderol dengan harga sekitar 900 dolar Hong Kong.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Muhammad Hafil
Patung-Patung Figurin Pemrotes Hong Kong Menjadi Hits Besar
Foto: Malay Mail
Patung-Patung Figurin Pemrotes Hong Kong Menjadi Hits Besar

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG—Patung-patung figurin pengunjuk rasa Hong Kong yang sangat detail telah menjadi barang koleksi yang wajib dimiliki. Sebuah toko mainan menciptakan kembali diorama pertempuran jalanan pro demokrasi dengan polisi di etalase toko mereka.

Patung figurin memiliki berbagai bentuk dan ukuran. Beberapa memegang perisai dan bendera, yang lain memadamkan putaran gas air mata atau memainkan instrumen dalam orkestra demonstrasi.

Baca Juga

Penggemar patung lokal dan temannya mendesain puluhan karakter berdasarkan pengaman mereka sendiri dalam menghadiri aksi protes berbulan-bulan. Di antara tokoh skala 1:6, mereka adalah pekerja kerah putih yang mengadakan demonstrasi saat makan siang reguler di luar kantor mereka, demonstran tua dan seorang demonstran yang mengenakan topeng Pepe the Frog berukuran terlalu besar.

“Kami berharap patung-patung figurin itu dapat merekonstruksi situasi sama dengan yang asli,” kata seorang fotografer freelance yang memakai nama samaran Charlie (30), seperti yang dilansir dari Malay Mail, Senin (20/1).

Model-model patung figurin tersebut membanggakan banyak fitur protes jalanan. Slogan telah dilukis dengan susah payah ke helm kecil dan beberapa patung figurin ditempelkan bungkus plastik di lengan mereka sebagai metode pertahanan melawan semprotan merica polisi.

Yang lain memiliki goresan di kaki mereka karena demonstrasi jalanan dan hampir semua memiliki topeng gas yang bisa dilepas.

“Kami ingin membuat mereka sedetail mungkin sehingga dapat membangkitkan empati pada orang lain,” ujar Charlie.

Beberapa bagian berasal dari koleksi mainan militer duo itu sendiri atau dibuat dengan printer 3D. Elemen-elemen lain dibangun dari awal.

Untuk patung figurin reporter, mereka menjahir tangan tas kamera kecil, sementara tongkat es loli telah diubah menjadi perisai kayu yang digunakan oleh patung figurin aktivitis aliran keras. Dua karakter tokoh utama mereka yang dinamai menurut lirik lagu protes “Glory to Hong Kong” telah masuk ke produksi massal ketika Charlie dan temannya menjadi hits di dunia maya.

“Saya ingin meningkatkan kesadaran orang-orang dalam gerakan dan mudah-mudahan (melalui) patung-patung figurin itu akan memungkinkan lebih banyak orang mengetahui apa yang terjadi di Hong Kong,” katanya.

Per set patung figurin ini dibanderol dengan harga sekitar 900 dolar Hong Kong atau sekitar 1,5 juta. Bagian-bagian berbeda dari produk mereka harus diproduksi di tujuh negara untuk menghindari sensitivitas politik, terutama di China daratan.

“Botol air atau helm tidak sensitif dengan sendirinya. Tapi setelah gerakan ini dimulai, benda  itu dianggap sensitif. Ini sensor diri,” ujar Charlie.

Salah satu produsen Charlie menuturkan, tiba-tiba menolak untuk membuat jas hujan kuning, simbol gerakan yang telah mengadopsi warna. Ketika itu terjadi Charlie dan temannya harus memulai dari awal lagi.

Di satu toko di distrik Wanchai, pemilik telah menciptakan diorama penuh aksi dari bentrokan di luar stasiun kereta bawah tanah, lengkap dengan barisan polisi anti huru hara dan pengunjuk rasa yang menabrak taksi.

“Orang-orang bermain dengan mainan untuk mengejar kebahagiaan, terutama selama masa-masa sulit,” kata pemilik toko, yang meminta anonimitas karena takut akan pembalasan dalam suasana politik saat ini.

Sementara itu, Charlie mengatakan ia menjual modelnya secara daring setelah beberapa toko mainan menerima telepon yang mengancam agar mereka tidak menjual produk politik. Sekitar seribu set patung yang mereka rancang telah terjual sejauh ini dengan keuntungan diberikan pada kelompok-kelompok yang mendukung gerakan pro demokrasi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement