Ahad 26 Jan 2020 00:03 WIB

KH Said Aqil Siroj: Budaya Kita Lebih Mulia dari Arab

KH Said Aqil Siroj menyebut Islam masuk ke Nusantara tanpa peperangan.

Rep: Adrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siraj saat diskusi panel di Gedung Pengurus Besar Nahdlatu Ulama, Jakarta, Sabtu (25/1).
Foto: Thoudy Badai_Republika
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siraj saat diskusi panel di Gedung Pengurus Besar Nahdlatu Ulama, Jakarta, Sabtu (25/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siroj mengajak muslim Nusantara untuk memperkokoh Islam Nusantara. Menurut Kiai Said, Islam Nusantara bukanlah sebuah mazhab, sekte, maupun aliran baru. Namun menurutnya Islam nusantara merupakan tipologi umat Islam di nusantara yakni Islam yang menyatu dengan budaya.

"Bahkan bukan hanya menyatu, kultur kita jadikan infrastruktur agama. Agama kita bangun di atas pondasi kultur. Budaya kita jadikan pondasi agama. Itu barangkali untuk menanggapi situasi sekarang terutama di middle east yang kita tahu semua sudah satu setengah juta nyawa menghilang. Mesir, Libya Irak, Syiria, Yaman, Sudan, Somali dan seterusnya, sesama muslim sesama Arab,"  kata Kiai Said saat mengisi diskusi dengan tema Harapan Baru Dunia Islam: Meneguhkan Hubungan Indonesia-Malaysia di Gedung PBNU pada Sabtu (25/1).

Baca Juga

Kiai Said menjelaskan Islam menyebar di Nusantara tanpa adanya peperangan dan konflik bersenjata. Namun demikian kerajaan-kerajaan besar di Nusantara kemudian memeluk Islam. Hal itu menurut Kiai Said lantaran Islam masuk dengan pendekatan akhlak dan budaya.

Kiai Said menjelaskan segala hal yang ada di tengah masyarakat Nusantara selama tidak bertentangan dengan syariat Islam tidak dinafikan melainkan dilestarikan dan di jiwai dengan spirit agama Islam. Hal itu menunjukkan hubungan budaya dan agama di Nusantara sudah menyatu.

Lebih lanjut dia mengatakan agama dan budaya merupakan amanah. Perbedaannya agama tidak boleh berubah dan berbeda terkait aqidah dan syariat antara satu orang dengan lainnya kendati berbeda negara. Sementara budaya juga merupakan amanah Allah yakni amanah insaniyah di mana manusia diamanatkan untuk membangun peradaban.

"Jadi yang berbeda antara Timur Tengah dengan Nusantara budayanya, kepribadian, peradabannya. Aqidah syariah sama, budayanya tidak sama. Budaya kita lebih mulia dari budaya orang Arab, lebih bermartabat. Kita di sini tidak mudah perang, tidak mudah membunuh. Pilpres kemarin kayaknya hampir perang saudara, tapi tidak, selesai sudah tidak ada masalah," katanya.

Karena itu menurut Kiai Said Islam Nusantara merupakan topologi Islam, Islam ramah, santun moderat dan toleran. Kiai said berharap dengan Islam Nusantara menjadi solusi ditengah kebuntuan yang dihadapi negara-negara Islam di Timur Tengah.

"Mudah-mudahan saatnya Islam Indonesia, Malaysia, Brunei dan sekitarnya menjadi kiblatul muslimin, kiblat budaya, peradaban. Itulah Islam Nusantara," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement