Ahad 26 Jan 2020 11:18 WIB

Sebagian Akses Utama Kabupaten Bandung tak Bisa Dilalui

Ketinggian air akibat banjir bervariasi, paling tinggi mencapai 2 meter.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Friska Yolanda
Seorang warga menggunakan sepeda melintasi genangan banjir di Jalan Raya Andir, Baleendah, Kabupaten Bandung, Jumat (24/1).
Foto: Abdan Syakura
Seorang warga menggunakan sepeda melintasi genangan banjir di Jalan Raya Andir, Baleendah, Kabupaten Bandung, Jumat (24/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Hujan deras yang terjadi tiga hari terakhir menyebabkan Sungai Citarum meluap. Akibatnya, air merendam pemukiman warga dan fasilitas umum. Selain itu, sebagian ruas jalan utama di Baleendah, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung tidak bisa dilintasi kendaraan karena terendam banjir.

Berdasarkan pantauan, jalan Moch Toha-Dayeuhkolot (depan pabrik Metro) terendam banjir, kemudian jalan Dayeuhkolot (depan Masjid Ashofia), jalan Dayeuhkolot-Banjaran, jalan Dayeuhkolot-Ciparay (Anggradireja) dan jalan Andir-Katapang. Ketinggian air di jalan-jalan tersebut bervariasi dari mulai 10 cm hingga pinggang orang dewasa.

Baca Juga

Akibatnya, kendaraan roda dua, roda empat dan kendaraan berat tidak bisa melintas. Sebagian warga yang memaksakan melintasi jalan terpaksa menggunakan perahu atau delman.

Sedangkan ketinggian air yang berada di pemukiman warga bervariasi dengan paling tertinggi mencapai 2 meter. Sebagian warga memilih mengungsi salah satunya di Gedung Inkanas, Baleendah dan di masjid-masjid.

Pengendara yang hendak menuju ke Baleendah, Ciparay atau Banjaran maupun ke Kota Bandung bisa melewati jalur alternatif jalan Bojongsoang dan Rancamanyar. Namun, kondisi arus lalu lintas terpantau padat.

Salah seorang warga Kampung Jambatan, Somantri (49) mengaku sudah mengungsi di Gedung Inkanas sejak Jumat (24/1) bersama istri dan dua orang anaknya. Menurutnya, ketinggian air di di Andir, Kampung Jambatan mencapai dua meter sehingga menenggelamkan rumahnya.

"Saya udah tiga hari ngungsi sama istri dan anak-anak. Air (banjir) di rumah sampai 2 meter. Banjir bikin repot dan nggak bisa kerja," ujarnya ditemui di Baleendah, Ahad (26/1).

Ia berharap banjir bisa segera surut sebab ingin kembali ke rumah. Namun, menurutnya banjir bisa cepat surut apabila jika tidak terjadi hujan di wilayah Baleendah atau di tempat lainnya.

"Saya harap penanganan banjir bisa lebih baik, kolam retensi di Baleendah nggak ada ngaruhnya," katanya.

Salah seorang warga, Ajat (29) mengungkapkan ruas jalan terendam sejak Kamis (23/1) malam. Namun sempat surut pada Jumat (24/1) siang dan kembali terendam dan tidak bisa diakses kendaraan sampai saat ini.

"Dari hari Kamis (jalan) terputus tapi sempat surut Jumat pagi. Sore hujan lagi dan banjir kiriman dari Majalaya," ungkapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement