Senin 27 Jan 2020 02:15 WIB

DPR Imbau Pemerintah Terus Pantau Kondisi WNI di Wuhan

Sebanyak 93 WNI masih berada di kota Wuhan, China.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Reiny Dwinanda
Supermarket di kota Wuhan, China, dipadati warga yang berbelanja sambil mengenakan masker, Sabtu (25/1/2020). Sebanyak 93 WNI masih berada di Wuhan saat ini.
Foto: Chinatopix via AP
Supermarket di kota Wuhan, China, dipadati warga yang berbelanja sambil mengenakan masker, Sabtu (25/1/2020). Sebanyak 93 WNI masih berada di Wuhan saat ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR Kurniasih Mufidayati mengimbau agar pemerintah segera melakukan pemantauan terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) yang kini masih berada di Wuhan, China. Sejauh ini, masih ada 93 WNI masih berada di kota yang menjadi sumber pertama penularan virus corona jenis baru.

"Jika hasil pemeriksaan sehat, maka segera dipulangkan ke Indonesia," kata Kurniasih kepada Republika.co.id, Ahad (26/1).

Baca Juga

Hal serupa juga diungkapkan anggota komisi IX fraksi PAN Saleh Daulay Partaonan. Saleh meminta pemerintah terus memantau keberadaan WNI yang sedang berada di China.

"Keselamatan WNI di sana tentu juga menjadi tanggung jawab pemerintah," tuturnya.

Saleh mengimbau agar pemerintah Indonesia bekerja sama dengan pemerintah China untuk memantau pergerakan lalu lintas barang dan orang dari dan ke Negeri Tirai Bambu itu. Menurutnya, kerjas ama semacam itu diperlukan agar virus tersebut tidak mudah menyebar ke luar daratan China.

"Sebagai anggota komunitas global, pemerintah China tentu senang bekerja sama dengan pihak manapun sebagai wujud dari tanggung jawab kemanusiaan," ungkap mantan ketua PP Pemuda Muhammadiyah tersebut.

Sebelumnya Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha mengatakan bahwa stok logistik untuk WNI di Wuhan masih mencukupi. Sebagaimana dikabarkan sebelumnya, pemerintah setempat telah mengisolasi Kota Wuhan sejak 23 Januari 2020.

"Kemenlu bekerja sama dengan KBRI Beijing dan PPIT (Perhimpunan Pelajar Indonesia Tiongkok) telah membangun jalur komunikasi melalui Wechat untuk terus memonitor keadaan," kata Judha, Sabtu (25/1).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement