Senin 27 Jan 2020 20:12 WIB

Enam Desa di Temanggung KLB Demam Berdarah

DBD di Temanggung menyebabkan satu balita meninggal.

Enam Desa di Temanggung KLB Demam Berdarah. Sejumlah pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menunggu mendapatkan penanganan medis di ruang Unit Gawat Darurat (UGD).
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Enam Desa di Temanggung KLB Demam Berdarah. Sejumlah pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menunggu mendapatkan penanganan medis di ruang Unit Gawat Darurat (UGD).

REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG -- Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, menyatakan sebanyak enam desa/kelurahan di daerah setempat mengalami kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah dengue (DBD).

Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung, Sukamsih, Senin (27/1), menyebutkan enam desa/kelurahan tersebut, yakni Kelurahan Parakan Kauman Kecamatan Parakan, Desa Kedu Kecamatan Kedu. Kemudian Desa Kandangan, Wadas dan Desa Kedungumpul di Kecamatan Kandangan, dan Kelurahan Sidorejo Kecamatan Temanggung.

Baca Juga

Ia menjelaskan di enam titik kasus KLB tersebut, sudah melakukan fogging atau pengasapan. Sukamsih menyampaikan DBD telah memakan satu korban nyawa anak balita warga Kelurahan Parakan Kauman dan 116 orang harus di rawat di rumah sakit.

Ia menyebutkan, enam KLB tersebut terjadi di empat Kecamatan yakni, Kecamatan parakan, Kandangan, Kedu dan Kecamatan Temanggung. Di enam titik kasus KLB ini pihaknya sudah melakukan fogging atau pengasapan.

"Sudah langsung dilakukan fogging dan sosialisasi kepada masyarakat tentang pemberantasan sarang nyamuk (PSN)," katanya.

Ia mengatakan saat ini masih ada sejumlah penderita DBD yang dirawat di RSUD Temanggung. Ia menyebutkan kasus DBD juga ditemukan di Pikatan Mudal Temanggung. Awalnya ada 10 orang yang positif menderita DBD dan kemudian bertambah dua orang lagi.

"Sebanyak 10 orang sudah rawat jalan sedangkan yang dua orang masih dirawat di RSUD Temanggung," katanya.

Menurut dia, kasus DBD saat ini memang semakin merebak sehingga perlu penanganan yang lebih serius. Namun, dalam pencegahan DBD ini harus melibatkan semua unsur.

"Di sini tidak hanya pemerintah saja yang bertanggung jawab, namun masyarakat juga mempunyai tanggung jawab yang sama dalam mencegah perkembangan penyakit ini dengan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan, jangan sampai ada air tergenang untuk bekembang biak nyamuk Aedes aegypti," ujar Sukamsih.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement