Kamis 20 Jun 2024 07:22 WIB

Mengenali Gejala DB Anak dengan Konsep KLMNOPR

Bila muncul gejala, segera cek laboratorium 3x24 jam dari waktu demam.

Red: Indira Rezkisari
Tenaga kesehatan mengecek kondisi kesehatan pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) di RSUD Taman Sari, Jakarta, Selasa (16/4/2024). Sebanyak 14 pasien kasus DBD dirawat di rumah sakit tersebut yang mayoritas 70 persen pasiennya merupakan anak-anak usia SD dan SMP. Peningkatan kasus DBD dimulai sejak Desember 2023 hingga mencapai puncaknya pada April 2024  yang diakibatkan musim hujan yang meningkatkan kelembapan udara sehingga nyamuk mudah berkembang biak.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Tenaga kesehatan mengecek kondisi kesehatan pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) di RSUD Taman Sari, Jakarta, Selasa (16/4/2024). Sebanyak 14 pasien kasus DBD dirawat di rumah sakit tersebut yang mayoritas 70 persen pasiennya merupakan anak-anak usia SD dan SMP. Peningkatan kasus DBD dimulai sejak Desember 2023 hingga mencapai puncaknya pada April 2024 yang diakibatkan musim hujan yang meningkatkan kelembapan udara sehingga nyamuk mudah berkembang biak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada sejumlah cara untuk mengetahui apabila demam yang diderita anak adalah karena demam berdarah. Dokter spesialis anak dr Hapsari mengatakan, salah satunya menggunakan konsep KLMNOPR yang mencakup gejala-gejala demam berdarah.

Hapsari menyebutkan demam merupakan sebuah respons tubuh terhadap serangan infeksi dan non-infeksi. Pada demam berdarah terdapat sejumlah gejala yang perlu diwaspadai, yang disingkat sebagai KLMNOPR.

Baca Juga

"K, kepalanya pusing. L-nya lemah, M-nya muntah-muntah," katanya, Rabu (19/6/2024).

Selain itu, ujarnya, NO untuk nyeri otot atau nyeri kepala. P untuk perdarahan, katanya, seperti mimisan atau bintik-bintik, dan R untuk ruam.