REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mahasiswa Indonesia di Wuhan, China mengakui ingin keluar dari kota tersebut. Tapi di sisi lain mereka juga mengerti proses untuk bisa keluar dari kota yang dibatasi itu tidak dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
"Tentu ingin keluar dari Wuhan, atau provinsi, atau pulang ke Indonesia tapi kan kami tahu ada prosesnya," kata mahasiswa Indonesia di Wuhan Muhammad Aris Ichwanto, Selasa (28/1).
Aris mengatakan pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) pun menyatakan masih mengusahakan untuk mengeluarkan mahasiswa Indonesia dari Wuhan. Menurut Aris hingga kini proses evakuasi masih sulit dilakukan.
"Kemarin saya dikirimi tulisan oleh orang tua mahasiswa, Amerika atau Inggris sudah melakukan evakuasi tapi hingga kini pun masih belum," kata Aris.
Aris mengatakan proses pendataan sudah dilakukan sejak pemerintah China mengumumkan membatasi pergerakan warga Wuhan pada 23 Januari. Dari data terbaru ada sekitar 93 warga Indonesia di Wuhan. Tidak hanya mahasiswa tapi juga warga Indonesia yang memiliki kepentingan lain seperti ibu rumah tangga dan profesional.
Aris menambahkan perhimpunan mahasiswa terus melakukan komunikasi baik dengan KBRI maupun Kementerian Luar Negeri. Hingga kini himbauan untuk tidak keluar dari wilayah kampus masih diberlakukan sebab kampus dianggap wilayah yang paling aman.