Rabu 29 Jan 2020 15:14 WIB

Dianggap tak Menonjol, Ma'ruf: Nanti Ada Matahari Kembar

Ma'ruf mengatakan tugas sebagai wapres memang tak harus lebih menonjol dari presiden.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Wakil Presiden Maruf Amin di Kantor Wapres, Jakarta, Rabu (29/1).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Wakil Presiden Maruf Amin di Kantor Wapres, Jakarta, Rabu (29/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin menjawab kritikan yang menyebut dirinya kurangnya menonjol dalam menjalankan peran sebagai wakil presiden di 100 hari Pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Ma'ruf beralasan, tugasnya sebagai wakil presiden memang tak harus lebih menonjol dari Presiden Jokowi.

"Kan saya ini wakil presiden, yang nonjol kan presiden, kalau wakil presidennya menonjol nanti ada matahari kembar," ujar Ma'ruf di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (29/1).

Baca Juga

Ma'ruf mengatakan, selama menjadi wapres, ia justru lebih banyak menjalankan peran koordinasi berbagai sektor mulai dari UMKM, radikalisme, kemiskinan, reformasi birokrasi. Selain itu, Ma'ruf juga selalu menjalankan tugas yang ditugaskan oleh Presiden Jokowi.

"Mewakili presiden kemana-mana rapat kabinet, menyampaikan pendapat-pendapat di rapat kabinet, menangani berbagai yang ditugaskan oleh presiden tapi sifatnya koordinatif, jadi kita hanya mengkoordinasi, bukan operasional, operasional kan itu menteri," ujar Ma'ruf.

Ma'ruf melanjutkan, dalam 100 hari Pemerintahannya berlangsung, ia sudah beberapa kali melakukan rapat koordinasi terkait penanganan UMKM, stunting, radikalisme dan juga reformasi birokrasi.

Karena itu, ia membantah jika ia sama sekali tidak berperan dalam menjalankan pemerintahan. "Tapi sifatnya koordinasi, itu tugas saya seperti itu, tugasnya  wapres itu saya kira memang tugas wapres seperti itu. membantu presiden dan menangani tugas-tugas yang ditugaskan kepada saya wapres," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement