REPUBLIKA.CO.ID, oleh Sapto Andika Candra, Lintar Satria Zulfikar
"Berkat doa kita karena doa kita tetap sehat. Padahal di daerah kontak. Artinya apa? Nomor satu itu imunitas tubuh kita itu harus dijaga. Kalau imunitas kita baik maka virus itu. Virus kan lawannya imunitas tubuh. Bukan vaksinasi atau apa-apa," ujar Menteri Kesehatan (menkes) Terawan Agus Putranto, di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (28/1).
Pernyataan itu diungkapkan Menkes Terawan terkait kondisi warga negara Indonesia (WNI) yang kini masih terisolasi di Wuhan, China akibat wabah virus Corona. Terawan memastikan, bahwa sebanyak 243 WNI di Wuhan dinyatakan sehat.
Pemerintah Indonesia belum menempuh langkah evakuasi terhadap WNI di Wuhan meski opsi evakuasi disiapkan. Meski belum bisa mengevakuasi seluruh WNI di Wuhan, pemerintah menegaskan terus melakukan koordinasi dengan otoritas China dan negara-negara lain yang memiliki rencana serupa.
Terawan juga menyampaikan, otoritas kesehatan di Tanah Air siap menerima seluruh WNI dari Wuhan bila memang evakuasi sudah bisa dilakukan. Termasuk, dengan melakukan pemindaian menyeluruh terhadap kesehatan mereka.
"Semua akan kita jalani, itu adalah sebuah SOP, dan semua SOP sudah kita buat. Maka ada exercise menganalisis apa yang kita lakukan, kita sudah siap," jelas Terawan.
Pada hari ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi), beralasan bahwa Wuhan dan 15 kota lain di China masih dikunci (locked down). Namun, Jokowi menyatakan, Pemerintah Indonesia juga memiliki opsi untuk mengevakuasi WNI dari China.
"Berkaitan dengan evakuasi WNI kita yang ada di Wuhan dan 15 kota lain, yang di-locked, tentu saja pemerintah memiliki opsi untuk evakuasi. Tetapi sekali lagi, kota-kota itu masih dikunci," ujar Jokowi usai meninjau Puskesmas Cimahi Selatan, Cimahi, Jawa Barat, Rabu (29/1).
In Picture: Petugas Medis di Wuhan Kenakan Seragam Proteksi Lengkap
Petugas medis mengenakan pakaian proteksi lengkap di kota Wuhan, China, yang terkena wabah virus Corona.
Klaim Menkes Terawan soal kondisi kesehatan WNI di Wuhan sepertinya berbeda dengan pengakuan mahasiswa yang ada di Negeri Tirai Bambu itu. Mental mahasiswa dan WNI Indonesia di Wuhan, China, bahkan disebut mulai menurun.
Mahasiswa Huazhong University of Science and Technology, Wuhan, Khoirul Umam Hasbiy mengatakan, saat ini mahasiswa dan WNI mulai pesimistis dengan rencana evakuasi Pemerintah Indonesia.
"Mahasiswa dan teman-teman mulai drop mentalnya, pasrah dan bahkan pesimistis ada rencana evakuasi dari pemerintah," kata Khoirul dalam pernyataannya yang diterima Republika.co.id, Rabu (29/1).
Khoirul juga menjelaskan pada Selasa (28/1) sudah ada WNI yang mengalami gejala batuk selama dua pekan. Tetapi, WNI itu tidak bersedia melakukan pemeriksaan ke dokter, karena khawatir akan dikarantina dan ditelantarkan. Sebab, pasien-pasien di rumah sakit dan klinik-klinik membeludak.
"Jadi mereka mengambil keputusan untuk diam. Berharap bisa pulang dan diperiksa di sana," kata Khoirul.
Ada sekitar 243 WNI berada di Provinsi Hubei, China. Sebanyak 100 WNI di antaranya berada di Kota Wuhan.
Dikutip dari South China Morning Post, Selasa (28/1), WNI di Wuhan, Eva Taibe, mengaku sebenarnya dia takut meninggalkan kediamannya. Jalanan di Wuhan pasalnya cukup sepi, suara yang marak terdengar hanya ambulans yang mondar-mandir di jalanan.
Eva sudah sejak 2016 berada di Wuhan. Wanita berusia 37 tahun itu sedang menempuh studi psikologi di Central China Normal University (CCNU) Wuhan. Eva dan warga Indonesia lainnya sudah meminta Kedutaan Besar di Beijing mengirimkan makanan, obat, dan vitamin C. Termasuk meminta agar mereka dievakuasi keluar dari China.
"Setiap hari kami berkomunikasi dengan keluarga di Indonesia. Mereka dan kami semua khawatir. Kami juga terus berkoordinasi dengan kedutaan."
Mahasiswa Indonesia lainnya yang sekolah di CCNU, Yuliannova Lestari Chaniago, mengatakan meski bertahan di Wuhan menakutkan, prospek pulang ke Indonesia juga menakutkan baginya. "Kami tidak yakin orang di Indonesia mau menerima kami. Mereka bisa menganggap kami membawa virus," kata Yuliannova yang sudah tiga tahun tinggal di Wuhan.
Tempat tinggal Yuliannova apalagi hanya sejauh 30 menit perjalanan metro dari pasar ikan Huanan tempat virus diduga berasal. Orang tuanya sudah menganjurkan dia untuk tidak keluar rumah jika tidak perlu dan tidak menyantap aneka daging.
"Kami menyerahkan semuanya ke Kedutaan Indonesia di Beijing. Saya tahu mereka bekerja semampu mungkin agar kami bisa dievakuasi. Saya percaya pada pemerintahan kami."
Per Rabu (29/1), pemerintah China mencatat 132 kematian akibat virus Corona jenis Novel Coronavirus (2019-nCoV) di China. Sementara, total orang yang terinfeksi melampaui 5.057 kasus.
Menangkal Infeksi Virus Corona