REPUBLIKA.CO.ID, Wudhu merupakan media bersuci dari hadas kecil bagi umat Islam. Anjuran berwudhu tidak hanya berlaku untuk shalat saja, tetapi juga menunjang keabsahan sejumlah ibadah lainnya, seperti membaca Alquran, thawaf, dan lainnya.
Menurut Abdullah Hamud al Furaih dalam bukunya yang berjudul Hadiah Indah Penjelasan Tentang Sunnah-Sunnah Sehari-Hari, kesempurnaan wudhu jika membaca doa setelahnya.
Dari Umar bin Khatab RA dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah salah seorang di antara kalian berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, kemudian mengucapkan:
أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ الله، وَأَنَّ مُحَمَّدا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
‘Asyhadu an laa laaha illallaahu wa anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuuluhu.’ (Saya bersaksi tiada tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad hamba dan Rasul-Nya))
Akan dibukakan untuknya pintu-pintu surga yang delapan, dia dapat masuk dari pintu mana saja yang dia kehendaki.” (HR Muslim)
Atau yang tercantum dalam hadis Abu Sa’id RA secara marfu’, “Barangsiapa yang berwudhu, lalu ia selesai dari wudhunya, kemudian mengucapkan:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ ، أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
“Subhaanakallaahumma wa bihamdika, asyhadu an laa ilaaha illaa anta, wa astaghfiruka wa atuubu ilaika (Mahasuci Engkau Ya Allah dan dengan segala pujian-Mu, Aku bersaksi tiada tuhan selain Enkgau, dan aku meminta ampunan dan bertobat kepada –Mu).”
Allah SWT akan menutup diatasnya bacaan itu) dengan penutup. Kemudian ia diangkat hingga ke bawah Arsy, dan tidak dibuka hingga hari kiamat.” (HR Nasa’i dalam ‘Amal Yaum wa Lailah, hal 147, Hakim: 1/752.)
Ibnu Hajar al-Asqalani menshahihkan sanadnya dan menjelaskan bahwa hadis tersebut tidak valid secara marfu’ (sampai kepada Rasul), hanya mauquf (terhenti pada sahabat). Namun hal itu tidak apa-apa, karena tetap hukumnya marfu’, karena tidak ada celah dalam berpendapat dalam masalah ini.
Ketika berwudhu, hendaknya seorang Muslim menyadari bahwa dia sedang melaksanakan sebuah ibadah yang memiliki tiga keutamaan besar.
Wudhu akan mendatangkan cinta Allah SWT kepadanya, menjadi sebab diampuni dosa-dosanya dan menjadikannya kelak pada hari kiamat dipakaikan perhiasan-perhiasan pada anggota-anggota wudhunya.
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS al-Baqarah: 222)
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Jika seorang hamba Muslim atau Mukmi berwudhu, saat dia membasuh wajahnya, maka akan keluar dari wajahnya setiap dosa yang ia lihat bersama dengan air, atau tetesan air terakhir.
Saat dia membasuh kedua tangannya, maka akan keluar dari kedua tangannya setiap dosa yang ia perbuat dengan kedua tangannya bersama dengan air, atau bersama tetesan air terakhir. Saat ia membasuh kedua kakinya, maka akan keluar setiap dosa yang dilangkahkan oleh kakinya bersama air atau bersama tetesan air terakhir, hingga dia dalam keadaan bersih dari dosa-dosa.” (HR Muslim)
Darinya juga, dia berkata, “Aku mendengar kekasihku bersabda,“Perhiasan seorang mukmin sesuai dengan air wudhu yang sampai kepada anggota tubuhnya.” (HR Muslim)