Kamis 30 Jan 2020 23:10 WIB

Inggris Tunda Penerbangan Evakuasi Warganya dari China

Inggris belum mendapat izin dari otoritas China untuk melakukan penerbangan.

Pekerja di lokasi pembangunan rumah sakit di Kota Wuhan, Provinsi Hubei. Pemerintah China memerintahkan pembangunan rumah sakit baru untuk menampung ribuan korban Virus Corona. Pemerintah setempat menargetkan pembangunan rumah sakit ini selesai dalam waktu sepekan. (Chinatopix via AP)
Foto: CHINATOPIX
Pekerja di lokasi pembangunan rumah sakit di Kota Wuhan, Provinsi Hubei. Pemerintah China memerintahkan pembangunan rumah sakit baru untuk menampung ribuan korban Virus Corona. Pemerintah setempat menargetkan pembangunan rumah sakit ini selesai dalam waktu sepekan. (Chinatopix via AP)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris terpaksa menangguhkan evakuasi yang sudah direncanakan atas warganya dari kota Wuhan di China. Inggris belum mendapat izin dari otoritas China untuk melakukan penerbangan.

Inggris telah merencanakan menerbangkan kembali warganya menuju pangkalan militer tapi saat ini tak mungkin untuk lepas landas pada Kamis (30/1). Diharapkan penerbangan bisa berangkat pada Jumat, menurut sumber-sumber Inggris.

Baca Juga

"Kami melakukan segalanya yang kami dapat lakukan untuk memulangkan warga Inggris dari Wuhan dengan aman kembali ke Inggris," juru bicara Kantor Luar Negeri mengatakan.

"Sejumlah penerbangan dari negara-negara tak mungkin lepas landas sebagaimana direncanakan. Kami terus bekerja dengan sangat mendesak untuk mengatur penerbangan ke Inggris sesegera mungkin."

Mereka yang kembali ke Inggris akan dikarantina selama 14 hari di fasilitas Layanan Kesehatan Nasional begitu mereka tiba. Mereka yang terinfeksi tak akan diizinkan meninggalkan Wuhan.

Negara-negara mulai mengisolasi ratusan warga mereka yang dievakuasi dari Wuhan dalam usaha menghentikan penyebaran global atas endemi yang menewaskan 170 orang.  Natalie Francis, 31, guru bahasa Inggris di Wuhan, mengatakan diberitahu oleh Kantor Luar Negeri bahwa dia tak dapat membawa putranya yang berusia 3 tahun, Jamie, ikut pulang karena sang putra memiliki paspor China sekalipun berwarga negara Inggris.

"Mereka mengatakan siapa pun berkewarganegaraan China atau lainnya tak diizinkan pergi," kata Francis kepada surat kabar The Sun.

"Kukatakan, 'jadi kalian ingin aku tinggalkan anakku di China dan pulang?'"

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement