Jumat 31 Jan 2020 13:38 WIB

Ada Wabah Corona, Rajawali Nusindo Ekspor Masker ke China

Rajawali Nusindo melakukan ekspor perdana masker ke China

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
PT Rajawali Nusindo, anak usaha BUMN Perdagangan Pangan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), melakukan ekspor perdana masker sebanyak tiga juta lembar ke Cina senilai Rp 1,2 miliar pada Jumat (31/1). Ekspor masker tersebut seiring meningkatkan permintaan masker di Cina sebagai dampak dari merebaknya virus corona.
Foto: Republika/Dedy D Nasution
PT Rajawali Nusindo, anak usaha BUMN Perdagangan Pangan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), melakukan ekspor perdana masker sebanyak tiga juta lembar ke Cina senilai Rp 1,2 miliar pada Jumat (31/1). Ekspor masker tersebut seiring meningkatkan permintaan masker di Cina sebagai dampak dari merebaknya virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Rajawali Nusindo, anak usaha BUMN Perdagangan Pangan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), melakukan ekspor perdana masker sebanyak tiga juta lembar ke China. Ekspor masker tersebut seiring meningkatkan permintaan masker di China sebagai dampak dari merebaknya virus corona.

Direktur Utama Rajawali Nusindo, Sutiyono mengatakan total nilai ekspor masker tersebut mencapai Rp 1,2 miliar dan akan dikirim dalam dua tahap.  Adapun mekanisme ekspor tersebut dijalankan secara business to business (B to B) atau dengan kata lain bukan kerja sama antar pemerintah Indonesia dan China. 

"Kita masih produksi dan distribusi terus. Permintaan masker dari China ke kita sangat besar sekali," kata Sutiyono dalam pelepasan ekspor masker tahap pertama di Kantor Pusat RNI Group, Jakarta, Jumat (31/1).

Ia menjelaskan, masker yang diekspor diproduksi oleh PT Maesindo Indonesia sebagai mitra perusahaan. Adapun Rajawali Nusindo fokus pada proses distribusi masker. Menurut Sutiyono, permintaan masker dari China kemungkinan akan bertambah karena kapasitas produksi masker di sana yang cukup kewalahan memenuhi kebutuhan masyarakat.

Selain China, kata Sutiyono, Hongkong dan Singapura juga telah menyatakan berminat untuk mengimpor masker dari China melalui Rajawali Nusantara. Hanya saja, pihaknya bersama Maesindo Indonesia harus menghitung kapasitas produksi.

Sutiyono menuturkan, Rajawali Nusindo sudah maksimal dalam memenuhi permintaan masker dalam waktu cepat. Sebab, permintaan dari China baru diterimanya pada Ahad (26/1) lalu dan telah dikirim pada Jumat (31/1). Seiring kebutuhan yang meningkat, Sutiyon mengatakan kemungkinan kapasitas produksi dan distribusi akan ditingkatkan.

Hal itu sekaligus sebagai dukungan terhadap China dan Warga Negara Indonesia (WNI) yang saat ini masih tertahan di China dan membutuhkan bantuan masker. "Ini kondisi darurat jadi kita berusaha selesaikan sesingkat-singkatnya. Kita memperhatikan itu dan bukan sebatas karena ada korban lalu kita manfaatkan untuk bisnis," tuturnya.

Direktur Healthcare Rajawali Nusindo, Lukmanul Hakim, mengatakan, masker yang diekspor telah lulus uji coba Nelson Laboratorium sebagai syarat yang ditetapkan oleh China. Masker tersebut mampu menyaring partikel kecil dengan ukuran 3 mili micron sehingga mampu mencengah percikan yang mengandung virus dari batuk atau bersin yang lepas ke udara.

Sesuai dengan temuan World Health Organization (WHO) virus corona dapat menyebar dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Sementara, bago orang sehat tidak perlu memakai masker jika tidak berhubungan langsung dengan orang yang terkena virus. Hanya saja, masker tetap dibutuhkan untuk meminimalisasi risiko penularan.

Komisaris Utama Rajawali Nusindo, Sudarsono menambahkan, pengiriman ekspor masker perdana ini berguna bagi strategi jangka pendek dan menengah. Seiring dengan terbukanya pintu ekspor, perusahaan harus melakukan transformasi bisnis dengan mengedepankan kebutuhan pasar alat kesehatan di luar negeri.

"Kami juga sadari permintaan masker di dalam negeri ikut meningkat tajam. Jadi kita siap-siap meningkatkan kapasitas," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement