REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Sebanyak 560 ton disinfektan diangkut dari China timur ke Wuhan. Barang tersebut pun sealiran dengan pendistribusian kebutuhan pokok yang disalurkan melalui pos-pos pemeriksaan yang ketat.
Truk yang mengangkut barang-barang dari wilayah lain China dipindah muatan di luar kota China tengah. Muatan diangkut dengan truk-truk kecil dengan pengemudi yang memakai topeng dan pakaian pelindung. Beberapa truk diizinkan meninggalkan 17 kota yang terkunci untuk mengambil makanan.
Foto-foto di media pemerintah Yangtze Daily menunjukkan truk itu berbaris di pos-pos pemeriksaan dan pengemudi mereka mengenakan masker. Polisi, yang diselimuti pakaian pelindung putih, memeriksa pengemudi untuk mengetahui gejala virus dan yang tidak sehat harus kembali.
Distribusi penuh kehati-hatian ini terjadi setelah pihak berwenang memblokir 50 juta orang di beberapa wilayah Hubei, seperti Wuhan. Meski tahapan penuh pemeriksaan, ini upaya agar warga tetap mendapat makanan dan kebutuhan lainnya.
"Wuhan bukan pulau yang terisolasi," kata Yangtze Daily.
Masyarakat Wuhan tetap di rumah dan demi mengurangi kemungkinan infeksi maka sekolah, bioskop, dan restoran ditutup. Layanan kereta bawah tanah dan bus pun ditutup sedangkan penggunaan kendaraan pribadi dilarang di daerah pusat kota.
Untuk memenuhi kebutuhan warga yang tidak bisa berpergian, pemerintah provinsi Hubei telah menjanjikan pasokan sayuran, beras, daging, dan pasokan medis yang memadai. Pihak berwenang bekerja dengan pengecer untuk membawa makanan dari jauh seperti provinsi Yunnan di barat daya dan pulau Hainan di Laut China Selatan.
"Tolong jangan panik, jangan menimbun, agar tidak menyebabkan pemborosan," kata pengumuman pemerintah menanggapi peristiwa menimbun terjadi setelah harga mulai naik.
Laporan AP menyebut salah satu warga Wuhan bermarga Cai mengatakan sebagian besar supermarket masih memiliki persediaan makanan yang memadai. "Mereka dapat memenuhi kebutuhan kita untuk saat ini," katanya.