REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini digadang-gadang menjadi salah satu calon kuat untuk maju pada kontestasi Pilgub DKI Jakarta 2022. Apalagi, Risma yang telah memimpin Kota Paglawan selama dua periode, dipastikan tidak bisa maju lagi setelah jabatannya dipastikan habis pada 2021.
Isu majunya Risma pada Pilkada DKI 2020 itu pun menuai berbagai respon netizen, di media sosial. Ada yang mendukung, namun ada pula yang terang-terangan menolak. Bahkan, Risma mengaku menemui postingan di media sosial yang menyatakan dirinya tidak layak menjadi pemimpin di ibu kota.
"Saya dibilang muka saya jelek gak layak di DKI Jakarta," ujar Risma saat menggelar konferensi pers di kediamannya, Jalan Sedapmalam, Surabaya, Rabu (5/2).
Namun demikian, Rima menegaskan dirinya tidak pernah meminta untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta. Bahkan, kata Risma, dirinya menjabat wali Kota Surabaya selama dua periode pun, bukan atas keinginannya. Karena, Risma mengaku pantang untuk meminta jabatan.
"Saya jadi Wali Kota Surabaya pun enggak minta. Karena bagi saya pantang jabatan untuk diminta. Saya gak pernah juga ngomong saya mau atau endak (maju Pilgub DKI), gak pernah. Sejelek apapun saya, saya ciptaannya Allah," ujar Risma.