REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bio Farma menyatakan, belum berencana membuat vaksin antivirus corona. Meski begitu, induk holding BUMN Farmasi itu sudah berdiskusi dengan lembaga riset untuk mencari dahulu virusnya.
"Kalau nggak ada virusnya kita nggak bisa kembangkan vaksinnya. Kita deteksi dulu," ujar Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir kepada wartawan di Jakarta, Rabu, (5/2).
Ia menuturkan, tidak mudah membuat vaksin. Sebab diperlukan waktu hingga belasan tahun. Salah satu proses yang paling lama dalam pembuatan vaksin, kata Honesti, yakni uji klinis. Proses tersebut harus dilakukan sebelum vaksin dinyatakan bisa digunakan.
SEVP Produksi Bio Farma Juliman menambahkan, perseroan tengah berdiskusi pula dengan Kementerian Kesehatan. "Dalam rangka dapatkan bibit virus corona, itu awalnya, kalau mau kembangkan harus ada virusnya dulu," jelas dia.
Juliman mengatakan, saat ini banyak negara yang ingin mengembangkan vaksin virus tersebut. "Masing-masing negara berusaha buat vaksin ini," ujarnya.
Sebelumnya Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga mengatakan, kementerian mendorong perusahaan BUMN farmasi seperti Biofarma melakukan riset untuk mencari vaksin anticorona. Rumah sakit-rumah sakit yang dimiliki BUMN juga diminta bersiaga penuh mengantisipasi apabila ada pasien suspect corona.
"Jadi kita berlomba-lomba (mencari). Mana tahu kita punya tumbuhan yang bisa dipakai melawan ini (corona)," ujar Arya.