REPUBLIKA.CO.ID, ONTARIO -- Sebuah kota kecil di tengah Kanada akan menjadi tuan rumah bagi sekitar 200 warga yang dievakuasi dari Wuhan, China. Kota itu merupakan pangkalan udara terbesar di Kanada.
Kanada berencana menerbangkan warganya dari China ke pangkalan udara di Trenton, Ontario. Di sana merupakan pusat militer negara untuk transportasi udara. Rencannya, warga Kanada yang dievakuasi dari Wuhan akan dikarantina selama dua pekan.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan, pesawat yang mengangkut warganya dari China akan tiba di Kanada pada Jumat (7/2) waktu setempat. Namun, timbul kekhawatiran bagi warga setempat kota kecil itu mengenai penyebaran penyakit dari wabah virus corona baru.
"Kami memahami Sindrom Pernapasan Akut (SARS) mereka jauh lebih siap untuk hal-hal seperti itu, tapi itu tak adil untuk mengatakan orang tidak khawatir atau takut karena mereka berada di daerah kami," ujar warga setempat yang mengelola toko Bargain Bin, Cinndy McMaster (55 tahun).
SARS penyakit pernapasan menular yang menewaskan 44 orang Kanada pada 2002-2003. Kanada menjadi satu-satunya negara di luar Asia yang melaporkan kematian akibat virus tersebut. Pejabat kesehatan pemerintah mengatakan, kini pihaknya lebih siap menghadapi virus seperti itu.
Nantinya, para pengungsi yang tiba dari China akan dipisahkan satu sama lain, dan dari yang lain di pangkalan meski jika ada satu keluarga. Mereka semua akan menginap di Yukon Lodge, fasilitas baru di pangkalan yang menyerupai hotel kecil.
Otoritas setempat mengatakan, individu hanya akan dipindahkan ke rumah sakit jika mereka memerlukan perawatan akut. Rumah sakit setempat disiapkan, dengan 21 kamar tekanan negatif di empat dari bagian rumah sakit.
"Saya di militer, saya tahu cara kerjanya. Akan ada orang yang kesal tentang hal itu tetapi begitu mereka di sini dan begitu mereka sudah menetap dan melihat apa yang terjadi, saya pikir itu semua akan berlalu," kata warga setempat Joyce Aucoin (81).
Seorang warga yang memliki toko tembakau di kota itu Lynn Cao (60) merasa prihatin dengan kedatangan pesawat sampai dia menerima email yang meyakinkan dari teman-teman di pangkalan itu. Cao mengatakan dia lebih cemas tentang ibu dan saudara perempuannya, yang tinggal di dekat ibu kota China, Beijing, dan telah mengirim mereka sejumlah besar masker wajah untuk membatasi kemungkinan infeksi mereka.
Masker sudah habis terjual di sebagian besar apotek kota, dan di beberapa, bahkan sebelum angkutan udara diumumkan. "Sepertinya semuanya begitu berlebihan," kata Frank Meiboom, presiden klub kemanusiaan lokal. "Mari kita bawa orang-orang ini pulang, bawa mereka kembali ke Kanada dan berikan mereka perawatan terbaik yang kita bisa dan katakan 'selamat datang di rumah," katanya.
Lebih dari 24 ribu orang dipastikan telah terinfeksi virus corona, sementara lebih dari 490 telah meninggal dunia. Meski kebanyakan kematian berada di China, dua negara telah melaporkan kematian di masing-masing negara.
AS mengonfirmasi 11 kasus virus korona baru, dan penerbangan dari China dialihkan ke 11 bandara Amerika yang menyaring para pelancong tersebut. Virus juga telah menyebar ke hampir 30 negara dan berdampak pada pariwisata dan perjalanan lokal. Pihak berwenang China merilis data jumlah total infeksi di China naik 3.887 orang pada Selasa (4/2) menjadi 24.324 orang.