REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Batik Air termasuk maskapai yang penerbangannya terdampak karena penutupan sementara rute dari dan ke China. Penutupan rute sementara tersebut dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona baru dari Wuhan.
"Kita punya kota-kota yang kita terbangin itu kan ada lima kota harus disetop," kata Direktur Utama Batik Air Achmad Lutfie di Terminal 1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kamis (6/2).
Dengan adanya penghentian sementara tersebut, Lutfie mengatakan terdapat lima pesawat yang tidak dimanfaatkan untuk operasional. Meskipun begitu, Lutfie memastikan Batik Air tetap menjalani perawatan pesawat tersebut.
Lutfie berencana akan mengalihkan rute untuk penggunaan dan pemanfaatan pesawat yang terdampak tersebut. "Kan ini mendadak setopnya, kita juga butuh waktu untuk memasukkan perizinan (jika pengalihan penerbangan)," jelas Lutfie.
Dia memastikan, Batik Air berencana untuk menambah frekuensi penerbangan domestik yang potensial. Dengan begitu, pesawat yang tidak digunakan untuk penerbangan ke lima kota di China tetap maksimal utilisasinya.
"Mungkin akan nambah frekuensi domestik ke rute-rute yang menguntungkans eperti Jawa, Sumatra, dan Kalimantan," ujar Lutfie.
Lutfie mengakui hal tersebut perlu dilakukan karena dengan disetopnya penerbangan dari dan ke China membuat kerugian untuk maskapai. Hanya saja, Lutfie menuturkan saat ini masih menghitung berapa dampak kerugian tersebut.