Jumat 07 Feb 2020 11:55 WIB

Dinilai Sehat, WNI yang Dievakuasi dari China tak Jalani Tes

Sebanyak 243 WNI dievakuasi dari Provinsi Hubei, China

Rep: Febryan A/ Red: Nidia Zuraya
Kedatanagn WNI dari Wuhan, China di Natuna (Ilustrasi)
Foto: IST
Kedatanagn WNI dari Wuhan, China di Natuna (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, dr Windra Woworuntu, mengatakan, pihaknya tidak melakukan uji laboratorium terhadap 243 WNI yang dievakuasi dari China. Sebab, mereka semua dalam kondisi sehat dan tidak menunjukkan gejala terjangkit virus corona.

"Kami tidak mengambil sampel (untuk diuji) karena mereka semua sehat. Standar operasional prosedur (SOP) tidak mengatakan bahwa kami harus mengambil sampel dari semua orang," kata Windra, Kamis (6/2).

Baca Juga

Windra menegaskan, sampel untuk memastikan seseorang terjangkit corona hanya akan dilakukan jika tampak gejala demam, batuk, dan bersin. "Jika mereka baik-baik saja, kenapa harus diambil sampelnya?" ucapnya dilansir Channel News Asia.

Sebanyak 243 WNI dievakuasi dari Provinsi Hubei, China pada 1 Februari lalu. Mereka dievakuasi lantaran di provinsi tersebut paling banyak orang terinfeksi dan korban jiwa. Sesampainya di Indonesia, mereka dikarantina selama 14 hari di sebuah fasilitas militer di pulau Natuna.

Waworuntu mengatakan, jika uji sampel dilakukan terhadap semua WNI yang dievakuasi, maka biayanya akan sangat besar. Menurutnya, sekali tes akan menelan biaya Rp 1 miliar. Setiap pasien harus diuji dua kali demi akurasi.

"Tapi bukan berarti kita tidak akan melakukannya ketika kita harus melakukannya. Kami akan melakukannya," kata Windra.

Windra menegaskan, tindakan yang dilakukan pihaknya sudah sesuai dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Penanganan hanya akan diperketat bila diamanatkan oleh WHO.

"Pedoman yang ditetapkan oleh WHO terus diperbarui. Mungkin besok akan berbeda. Tapi dari pedoman yang kami terima sejauh ini, seperti itulah standarnya," ujar Windra.

Hingga Kamis (6/2), virus corona baru telah membunuh 550 orang dan menginfeksi 28.000 orang di seluruh dunia. WHO pun telah menyatakan kondisi darurat kesehatan global dengan telah menyebarnya virus ini ke 24 negara dan wilayah.

Tetapi di Indonesia, belum ada laporan mengenai kasus virus corona. Bahkan ketika negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Filipina dan Australia masing-masing telah mengonfirmasi kasus virus corona baru.

Indonesia sebelumnya telah menguji 42 orang untuk virus corona baru sejak wabah dimulai bulan lalu. Tetapi semua tes negatif. Beberapa orang mulai mempertanyakan apakah Indonesia memiliki alat yang tepat untuk mendeteksi virus tersebut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement