Jumat 07 Feb 2020 15:48 WIB

Permukiman Kampung Seupang di Lebak Bagai Kampung Hantu

Kampung Seupang diterjang banjir di awal tahun dan hingga kini warga masih mengungsi

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Seorang warga mengasuh anaknya di depan tenda pengungsian di Kampung Seupang, Lebak, Banten, Rabu (5/2/2020). Kampung Seupang diterjang banjir di awal tahun dan hingga kini warga masih mengungsi.
Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Seorang warga mengasuh anaknya di depan tenda pengungsian di Kampung Seupang, Lebak, Banten, Rabu (5/2/2020). Kampung Seupang diterjang banjir di awal tahun dan hingga kini warga masih mengungsi.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Permukiman Kampung Seupang di Desa Pajagan, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, bagaikan kampung hantu karena 39 rumah hanyut dan rusak berat akibat diterjang banjir bandang dan longsor awal tahun 2020. Permukiman Kampung Seupang yang awalnya terdiri dari 39 rumah, 290 jiwa, dan 70 kepala keluarga luluh lantak diterjang banjir bandang dan longsor.

"Semua warga di sini mengungsi karena rumah dan isinya hanyut dan rusak berat diterjang banjir bandang dan longsor itu," kata Hatta, seorang warga Kampung Seupang Kabupaten Lebak, Jumat (7/2).

Baca Juga

Saat ini, kampung hanya menyisakan dua unit rumah sedangkan 37 rumah hanyut dan hilang, namun beruntung bencana itu tidak menimbulkan korban jiwa. "Kami berharap secepatnya direalisasikan pembangunan hunian sementara agar warga yang tinggal di tenda pengungsian dapat hidup nyaman dan aman," ujar Hatta.

Bubun, seorang penanggung jawab korban pengungsian, mengatakan saat ini permukiman Kampung Seupang seperti kampung hantu tanpa penghuni. Bahkan sampah dan lumpur masih terlihat berserakan. Sebelum banjir kampung ini ramai dan penduduknya cukup padat namun sekarang pasca-bencana banjir bandang seperti kampung mati.

"Kami merasa prihatin dan iba melihat warganya kini tinggal di tenda-tenda pengungsian yang dibangun relawan dan warga setempat sebanyak 50 unit," katanya.

Alamat, seorang tokoh masyarakat Kampung Seupang, mengatakan masyarakat sangat terpukul terdampak banjir bandang luapan Sungai Ciberang. "Kami serba dilematis karena Kampung Seupang itu tidak boleh dibangun kembali karena masuk genangan proyek Waduk Karian, namun lahan ganti rugi itu juga belum dibayar," kata Alamat menjelaskan.

Bupati Lebak Iti Octavia menjanjikan pemerintah daerah bekerja keras ke pemerintah pusat agar warga yang ada di enam desa yang masuk proyek Waduk Karian segera dibayar ganti rugi lahan. Apabila ganti rugi lahan itu dibayar maka warga korban bencana bisa membeli rumah di daerah aman dari ancaman bencana alam.

"Kami berharap dalam waktu dekat bisa dibayar ganti rugi lahan yang tergenang waduk itu," katanya menjelaskan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement