REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Angkasa Pura (Persero) atau AP II Muhammad Awaluddin mengatakan kasus wabah Korona berdampak pada layanan kargo di bandara-bandara yang dikelola AP II. Awaluddin menjelaskan total pengiriman kargo ke bandara-bandara di AP II mencapai 800 ribu ton pada tahun lalu, di mana 750 ton berada di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Selama ini, pengiriman kargo di AP II masih didominasi domestik.
Awaluddin menyampaikan pengiriman kargo secara keseluruhan di AP II pada Januari 2020 mengalami kenaikan sekira 37 persen dibandingkan Januari 2019 sebelum kasus Korona, dengan pertumbuhan pengiriman kargo dari China sebanyak 6.000 ton per bulan atau naik sebesar 18 persen.
"Februari (kargo dari China) jadi turun mungkin 36 persen dan masih turun sampai sekarang," ujar Awaluddin di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (7/2).
Ia menilai penurunan pengiriman kargo tak lepas dari aktivitas Imlek di China pada awal tahun. Awaluddin menyebut mayoritas pengiriman kargo dari China didominasi barang-barang e-commerce dan retail. Awaluddin tidak terlalu khawatir dengan penurunan pengiriman akibat Korona.
"Tadi saya bilang, kontribusi besar kita itu domestik. Jadi tidak terlalu (berpengaruh). Jadi kargo international, khususnya dari China itu belum terlalu besar sehingga tidak menggagu kinerja pendapatan perusahaan," ucapnya.
Ia menyampaikan layanan pengiriman kargo AP II dari China masih berjalan normal dengan sejumlah ketentuan khusus di mana kru pesawat tidak diperbolehkan turun ke landsite di bandara China. Selain itu, ground time atau waktu layanan darat juga dipersingkat hanya dua jam.
"Kargo hanya melalui proses screening dari komite FAL yang ketuanya kepala otoritas bandara, anggotanya karantina kesehatan, hewan, tumbuhan, beacukai," katanya.
Awaluddin menyebut layanan kargo diperbolehkan kecuali membawa binatang hidup.