Sabtu 08 Feb 2020 13:25 WIB

Kematian Dokter Li Wenliang Picu Protes di China

Kematian dokter Li Wenliang yang mengungkap Corona menimbulkan protes warga

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
 Petugas medis mengenakan pakaian proteksi lengkap di kota Wuhan, China, yang terkena wabah virus Corona. Kematian dokter Li Wenliang yang mengungkap Corona menimbulkan protes warga. Ilustrasi.
Foto: chinatopix via AP
Petugas medis mengenakan pakaian proteksi lengkap di kota Wuhan, China, yang terkena wabah virus Corona. Kematian dokter Li Wenliang yang mengungkap Corona menimbulkan protes warga. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kematian seorang dokter China membuat gelombang duka bagi publik pada Jumat (7/2). Dia adalah Li Wenliang dikenal sebagai salah satu sosok yang pertama kali memperingatkan terjadinya virus Corona di Wuhan, China.

Li adalah seorang dokter spesialis mata di sebuah rumah sakit di Wuhan. Dia adalah salah satu dari delapan orang yang diinterogasi oleh polisi Wuhan bulan lalu karena menyebarkan desas-desus tentang virus Corona.

Baca Juga

Penyelidikan terhadap Li terjadi karena dia mengeluarkan peringatan dini tentang penyakit itu. Hal tersebut justru menarik simpati masyarakat dan mendorong kritik tajam terhadap pemerintah China, khususnya Wuhan.

Akan tetapi, laporan kematian Li muncul di media pemerintah sebelum tengah malam waktu setempat pada Kamis (6/2) dan tidak berapa lama kemudian dihapus. Baru pada esok hari pagi berita kematiannya kembali dimunculkan.

Rumah sakit Wuhan tempat Li bekerja mengatakan dalam akun Weibo, media sosial yang digunakan warga China, bahwa dia meninggal pada pukul 02.58 waktu setempat pada Jumat (7/2). Li menyatakan di Weibo pada 1 Februari bahwa dia telah dites positif untuk virus Corona.

Berita ini pun memicu gelombang duka publik dan ekspresi kemarahan yang jarang terhadap pemerintah di media sosial. Berita kematian pria berusia 34 tahun ini menjadi topik yang paling banyak dibaca di situs China pada Jumat. Lebih dari 1,5 miliar pandangan dan banyak pembahasan dalam grup pesan pribadi WeChat untuk mengekspresikan kemarahan dan kesedihan.

Beberapa menduga diskusi tentang kematian Li disensor, terutama yang menyalahkan pemerintah. Topik yang menandai "pemerintah Wuhan berutang permintaan maaf kepada dokter Li Wenliang" dan "kami ingin kebebasan berbicara" cenderung singkat di Weibo pada Kamis malam, tetapi tidak muncul dalam hasil pencarian pada Jumat.

"Nyalakan lilin dan berikan penghormatan kepada pahlawan," kata seorang komentator Weibo. Ada pula yang menuliskan bahwa Li Wenliang adalah seberkas cahaya di malam hari. Ada pula yang menuliskan salam perpisahan di atas salju tepi sungai Beijing dengan kata-kata "perpisahan Li Wenliang".

Kasus Li adalah kasus yang rumit bagi pemerintahan China setelah mendapatkan tuduhan menutupi informasi secara utuh wabah Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) pada 2003. Beijing telah menyerukan transparansi dalam krisis saat ini dan pejabat setempat harus menghadapi telunjuk penghakiman masyarakat karena penanganan mereka atas wabah Corona.

"Wuhan memang berutang permintaan maaf kepada Li Wenliang. Pejabat Wuhan dan Hubei juga berutang permintaan maaf yang serius kepada orang-orang Hubei dan negara ini," kata editor tabloid Global Times yang didukung Partai Komunis, Hu Xijin.

Komisi Sentral China untuk Inspeksi Disiplin (CCDI) mengatakan pihaknya akan mengirim penyelidik ke Wuhan untuk menyelidiki masalah yang diangkat oleh orang-orang sehubungan dengan Li Wenliang. Komisi yang berkenaan dengan masalah korupsi ini pun tidak memberikan rincian lebih lanjut rincian penyelidikan.

"CCDI sekarang telah mengirim tim investigasi untuk melakukan penyelidikan penuh dalam menanggapi keprihatinan publik dan untuk memungkinkan orang menantikan pengungkapan kebenaran penuh," tulis surat kabar People's Daily dalam editorialnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan rasa duka atas atas berita kematian Li. Komisi Kesehatan Nasional China dan pemerintah Wuhan juga mengeluarkan pernyataan belasungkawa.

Beberapa media China menggambarkan Li sebagai pahlawan yang bersedia berbicara kebenaran. Di WeChat, beberapa pengguna memposting tautan ke lagu dari Les Miserables berjudul Do You Hear the People Sing?.

Lagu tersebut pun sempat dinyanyikan saat gerakan protes di Hong Kong dan Korea Selatan. Beberapa orang mengorganisir petisi daring kepada Dewan Negara untuk menuntut untuk memberikan hukuman kepada pejabat Wuhan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement