REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor muda Angga Yunanda mengaku tidak masalah apabila Mariposa dikaitkan dengan film remaja lainnya. Menurut pemeran tokoh Iqbal itu, orang bisa saja mempersepsikan seperti itu meski film terbarunya ini membawa kisah berbeda.

"Pasti ada saja beban sebagai pekerja seni, kami nggak bisa buat semua orang berpikiran sama, pasti punya persepsi masing-masing. Tugas kami ya kerja keras agar hasilnya nggak sia-sia, bisa dinikmati orang," kata Angga dalam peluncuran poster dan trailer Mariposa di Falcon Pictures, Jakarta, Senin (10/2).

Setelah melihat trailernya, Angga mengaku cukup puas. Penonton juga mungkin mengaitkan sosok Angga dengan karakternya di film Dua Garis Biru. Untuk lepas dari itu, adaptasi karakter mungkin menjadi pekerjaan cukup sulit, tapi ia terbantu dengan proses reading cukup lama, yakni selama satu bulan.

"Selama proses syuting belajar lagi dan mendalami karakter yang memang berbeda," ungkapnya.

Adhisty Zara juga menanggapi santai apabila film yang dibintanginya kali ini dibanding-bandingkan dengan film remaja lainnya. Secara karakter maupun alur cerita kedua film, menurutnya, jelas berbeda. Hanya saja, sutradara filmnya memang sama, yaitu Fajar Bustomi.

Mariposa membawa cerita beda dari film remaja yang lain. Film menyuguhkan kisah perempuan yang ambisius dan pintar.

"Terkesan mengejar-ngejar cowok, tapi dua-duanya anak pinter,  bis jatuh cinta biarpun mereka gila belajar juga. Kalau dibanding-bandingkan dimirip-miripkan atau apa karena sutradaranya Mas Fajar juga, di film Dilan pun ada aku," kata Adhisty.