REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia mengimbau masyarakat tidak khawatir dan menerima kepulangan warga negara Indonesia dari Natuna, Kepulauan Riau. Setelah menjalani masa observasi, para WNI tersebut dipastikan aman dari corona.
"Saya kira masyarakat tidak perlu khawatir karena mereka sudah melalui masa observasi," kata Wakil Ketua Umum PB IDI Dr Muhammad Adib Khumaidi, Sp.OT saat dihubungi di Jakarta, Jumat (14/2).
Menurutnya, masyarakat tersebut telah menjalani masa observasi atau inkubasi selama 14 hari dengan layanan kesehatan dan prosedur yang baik.
Oleh sebab itu, masyarakat terutama di lingkungan mereka akan kembali diminta untuk tidak menjauhinya dan bersikap biasa-biasa saja.
Secara umum PB IDI melihat 285 WNI di Natuna yang dijadwalkan kembali ke keluarga mereka masing-masing pada Sabtu (15/2) sudah dalam kondisi sehat. Artinya saat masa observasi 14 hari selesai mereka tidak ada membawa virus corona.
Meskipun demikian, dokter spesialis ortopedi dan traumatologi tersebut menyarankan para WNI tetap melakukan pengecekan kesehatan secara berkala di rumah sakit terdekat setelah menjalani masa observasi.
"Menurut saya perlu. Jadi nanti mereka tetap ke fasilitas kesehatan untuk melakukan pengecekan apalagi kalau ada keluhan," katanya.
Secara umun ia menjelaskan problem utama dari virus corona berada pada pernapasan hingga sampai pada infeksi pernapasan yang akut atau gawat. Namun, keluhan di awal sama seperti virus corona lain yaitu batuk, sesak napas, dan demam.
"Itu merupakan tanda-tanda sudah ke arah kemungkinan gangguan pernapasan. Tapi apakah itu disebabkan karena virus corona ya harus ada pemantauan dan pemeriksaan laboratorium," katanya.
Sebelumnya, pemerintah telah memutuskan untuk memulangkan WNI yang diobservasi kesehatannya terkait virus Covid-19 di Natuna Kepulauan Riau yang dijadwalkan pada 15 Februari 2020.
Menteri Koordinator (Menko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan hasil rapat koordinasi bersama kementerian-lembaga terkait di Kemenko PMK memutuskan misi observasi kesehatan tersebut akan berakhir pada 15 Januari 2020 pukul 12.00 WIB.