REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 238 warga negara Indonesia (WNI) dari Cina yang telah diobservasi di Natuna Kepulauan Riau telah mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma pada Sabtu (15/2). Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan mereka dalam kondisi sehat tapi diminta melapor bila dalam waktu satu bulan ke depan tubuh terasa tidak nyaman.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Anung Sugihantono mengatakan, peserta observasi semuanya sudah sehat. Jadi tidak ada pemantauan secara khusus yang harus diamati selama satu atau dua hari ke depan.
"Tetapi sebagai bagian dari kewaspadaan keseluruhan, mereka diminta untuk menginformasikan apabila dalam waktu dekat sampai satu bulan ke depan seterusnya ada hal-hal yang dirasakan tidak nyaman di dalam tubuhnya, itu yang harus dilaporkan," kata Anung kepada Republika di Bandara Halim Perdanakusuma, Sabtu (15/2).
Ia menyampaikan, Kemenkes sudah membuat notifikasi ke masing-masing provinsi untuk diteruskan ke setiap kabupaten/ kota dan Kementerian Dalam Negeri serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Supaya mereka memfasilitasi mantan peserta observasi bila ingin melakukan pemeriksaan karena ada sesuatu yang tidak nyaman di tubuhnya.
Di tempat yang sama, Wakil Asisten Operasi Panglima TNI, Jorry Soleman Koloay mengatakan, sebanyak 238 WNI sudah tiba di Halim Perdanakusuma, mereka diterbangkan dari Natuna ke Jakarta oleh tiga pesawat. Pesawat pertama tiba jam 15.20 WIB dengan membawa 100 penumpang.
"Pesawat kedua tiba jam 15.55 membawa 90 orang, pesawat ketiga tiba jam 16.00 membawa sisanya," kata Jorry kepada Republika di Halim Perdanakusuma, Sabtu (15/2).
Dia juga menyampaikan, di Natuna masih ada dokter ahli, tim kesehatan, tim disinfeksi, dan lainnya sebanyak 112 orang. Mereka yang mendukung di ring satu dan hidup selama 14 hari bersama peserta observasi. Rencananya mereka akan pulang malam ini dan besok.