REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) RI, Gatot S Dewa Broto bertemu pihak Satuan Tugas (Satgas) Antimafia Bola di kantor Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (18/2). Ia berharap, satgas bekerja seperti manajemen La Liga.
Ia membandingkan pemberantasan mafia sepakbola nasional meniru pengelolaan liga di Spanyol. Menurut Gatot, pemerintah Negeri Matador dan pihak polisi lokal saling membantu membasmi praktek mafia dalam pertandingan si kulit bundar.
"Saat PSSI dibekukan (2015 silam), saya ada di Spanyol ternyata di sana ada sinergitas antara pemerintah, federasi dan PT Liga-nya, kemudian dengan pihak klub. Makanya di sana sangat kecil ada pengaturan skor," katanya.
Ia mencontohkan, saat ada dugaan praktek pengaturan skor, kepolisian Spanyol langsung bergerak cepat menyiduk terduka pelaku. Termasuk dalam laga penting, semisal pertandingan bertajuk 'El Classico' antara Barcelona melawan Real Madrid.
"Misal kayak El clasico antara Barcelona dan Real madrid itu diperkirakan potensi dugaan pengaturan skor tinggi. (Polisi) itu bisa mencium sedikit ada laporan masyarakat atau dari sms, itu mereka bisa bergerak," ujar dia.
"Misal habis itu dilepas setelah dimintai keterangan itu lain cerita. Jadi makanya saya berharap pihak kepolisian tidak akan ragu-ragu," kata dia menambahkan.
Ia tak ingin, persoalan pengaturan skor menjadi alasan FIFA kembali membekukan PSSI seperti yang terjadi lima tahun lalu. Terlebih lagi, Indonesia terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2021 mendatang.
"Kita tidak ingin hajatan besar itu tercemar dengan hal-hal kecil apapun yg namanya dugaan mafia skor ini," ucapnya.