REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angka kemiskinan di Kota Palembang mengalami penurunan dari 10,95 persen pada 2018 menjadi 10,90 persen pada 2019. Salah satunya karena adanya penyelenggaraan Asian Games 2018 di Kota ini.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda Litbang) Kota Palembang Harrey Hadi, mengatakan, pasca Asian Games 2018 banyak tercipta lapangan kerja yang didukung masuknya investasi dan penambahan infrastruktur.
"Meskipun turunnya relatif tidak signifikan tetapi efek Asian Games memang ada," ujar Harrey Hadi, Rabu (19/2).
Menurut dia, terdapat delapan sektor yang pergerakannya cenderung melambat sebelum adanya Asian Games, tetapi pasca Asian Games semua sektor dapat terangkat karena masuknya investasi yang meningkatkan peredaran uang.
Penurunan angka kemiskinan juga ditopang dari berbagai program Pemkot Palembang di semua sektor, seperti kredit tanpa agunan bagi 4.000 UMKM, pengentasan kawasan kumuh bedah rumah, pemberian bibit gratis pertanian, perikanan serta peternakan, kata dia.
Program yang lebih mengarahkan kemandirian masyarakat tersebut juga diklaim efektif meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,69 persen pada 2018 dibanding 2017 sebesar 6,16 persen, sementara untuk 2019 masih dalam penghitungan.
"Tahun 2020 kami menargetkan angka kemiskinan bisa turun lagi ke 10,6 atau 10,7 dengan melanjutkan beberapa program yang sudah efektif dijalankan," tambah Harrey.
Pihaknya optimis angka kemiskinan dapat ditekan seiring pertumbuhan ekonomi di Kota Palembang yang terus meningkat pasca hadirnya infrastruktur seperti Jembatan Musi IV, Musi VI, LRT, dan pembangunan jalan-jalan baru sehingga melancarkan aksesibilitas kegiatan ekonomi masyarakat.
"Target kami 2023 angka kemiskinan sudah satu digit dengan memaksimalkan program-program berbasis peningkatan kompetensi dan kemandirian UMKM yang bisa membuka lapangan kerja baru," demikian Harrey.