REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inilah wujud penting dari kehidupan bertetangga. Bahkan Rasulullah SAW dalam sebuah sabdanya mengingatkan, ''Kalau kalian memasak sayur, hendaklah memperbanyak kuahnya.''
Makna dari hadits tersebut, ungkap Hamka, siapapun harus peduli dengan tetangga yang ada di sekitar rumahnya. Jangan sampai mereka hanya mencium bau sedap masakan yang dimasak, tapi tak pernah merasakan nikmatnya masakan itu.
Tak hanya itu. Dalam membangun rumah pun, seseorang diminta untuk memerhatikan kepentingan tetangganya pula. Tidak boleh bangunan tersebut menghakagi rumah sang tetangga.
''Misalnya saja, pagar rumah yang kita bangun terlalu tinggi melebihi rumah tetangga, akhirnya mencegah masuknya angin ke sana. Itulah antara lain prinsip penting yang disampaikan Rasulullah,'' papar Hamka.
Karena itu, tidak boleh seorang Muslim berbuat seenak hatinya di tengah kehidupan bermasyarakat. Kebebasan individu dibatasi oleh kebebasan orang lain. Di sinilah peran agama untuk mengimbangi antara kebebasan seseorang sebagai pemilik rumah dengan kebebasan orang lain sebagai tetangga, karena sesungguhnya mereka juga memiliki hak.