Jumat 21 Feb 2020 16:05 WIB

Toleransi dalam Kehidupan Bertetangga (2)

Peran tetangga begitu besar terhadap kehidupan seseorang.

  Warga membawa ancak berisi nasi bersama telur ayam untuk dibagikan ke tetangga di Kampung Trusmi, Cirebon, Jawa Barat, Ahad (27/7).  (Republika/Wihdan)
Warga membawa ancak berisi nasi bersama telur ayam untuk dibagikan ke tetangga di Kampung Trusmi, Cirebon, Jawa Barat, Ahad (27/7). (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inilah wujud penting dari kehidupan bertetangga. Bahkan Rasulullah SAW dalam sebuah sabdanya mengingatkan, ''Kalau kalian memasak sayur, hendaklah memperbanyak kuahnya.''

Makna dari hadits tersebut, ungkap Hamka, siapapun harus peduli dengan tetangga yang ada di sekitar rumahnya. Jangan sampai mereka hanya mencium bau sedap masakan yang dimasak, tapi tak pernah merasakan nikmatnya masakan itu.

Baca Juga

Tak hanya itu. Dalam membangun rumah pun, seseorang diminta untuk memerhatikan kepentingan tetangganya pula. Tidak boleh bangunan tersebut menghakagi rumah sang tetangga.

''Misalnya saja, pagar rumah yang kita bangun terlalu tinggi melebihi rumah tetangga, akhirnya mencegah masuknya angin ke sana. Itulah antara lain prinsip penting yang disampaikan Rasulullah,'' papar Hamka.

Karena itu, tidak boleh seorang Muslim berbuat seenak hatinya di tengah kehidupan bermasyarakat. Kebebasan individu dibatasi oleh kebebasan orang lain. Di sinilah peran agama untuk mengimbangi antara kebebasan seseorang sebagai pemilik rumah dengan kebebasan orang lain sebagai tetangga, karena sesungguhnya mereka juga memiliki hak.  

sumber : Harian Republika
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement