REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekolah harus mempertimbangkan keselamatan siswa dalam melaksanakan kegiatan di luar ruangan sekolah.
"Program di luar sekolah adalah dalam rangka untuk menunjang pendidikan karakter, pengenalan lingkungan, dan melatih kepemimpinan. Namun pihak sekolah harus mempertimbangkan aspek keselamatan," ujar Pelaksana Tugas Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbud Ade Erlangga Masdiana, Jumat (21/2) menanggapi hanyutnya sejumlah siswa SMPN1 Turi, Sleman, Yogyakarta pada kegiatan pramuka saat menyusuri sungai Sempor.
Sekolah harus mempertimbangkan aspek keselamatan siswa dari berbagai gangguan baik yang bersifat, fisik, sosial dan psikologis yang bisa menimbulkan dampak negatif bagi peserta didik. "Aturan kegiatan di luar sekolah harus seizin dari sekolah dan berada dalam bimbingan guru. Program di luar sekolah adalah dalam rangka untuk menunjang pendidikan karakter, pengenalan lingkungan, dan melatih kepemimpinan," katanya.
Sebelumnya, beberapa murid yang sedang melakukan penyusuran sungai hanyut ketika arus sungai yang deras di Sungai Sembor di Dusun Dukuh, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Sleman, Yogyakarta, Jumat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyebutkan murid hanyut yang sudah ditemukan berjumlah enam orang. Empat orang ditemukan meninggal dunia, dua di antaranya sudah teridentifikasi atas nama Nur Azizah dan Arisma.
Siswa tersebut tergabung dalam kegiatan pramuka merupakan kelas 7 dan 8 dari SMP Negeri 1 Turi. Sebanyak 257 orang mengikuti kegiatan penyusuran Sungai Sempor tanpa melihat kondisi cuaca. Namun demikian, saat ini kondisi masih simpang siur terkait dengan data jumlah murid yang mengalami insiden.
Saat para murid melakukan penyusuran, tiba-tiba terjadi banjir dengan arus deras yang akhirnya menghanyut beberapa murid. Saat ini tim gabungan dari SAR dan Polres Sleman masih melakukan pencarian korban hanyut. Pihak BPBD dan TNI turut membantu dalam penanganan darurat.