REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah membangun Bendungan Rukoh berkapasitas 128 juta meter kubik air di Kabupaten Pidie, Aceh. Bendungan itu diharapkan dapat mendukung kegiatan pertanian yang menjadi mayoritas lapangan kerja masyarakat Pidie.
Kepala Perencanaan Bendungan BWS Sumatera I, Nizamuddin menambahkan, proyek bendungan itu membutuhkan lahan seluas 858 hektare. Di mana, 345 hektare merupakan hutan produksi yang dimanfaatkan masyarakat serta 442 hektare merupakan non hutan produksi. Adapun dari total lahan yang digunakan, sebanyak 340 hektare atau 50 persen di antaranya merupakan lahan milik pemerintah.
"Saat ini, lahan yang sudah dibebaskan sekitar 71 hektare. Fungsi utamanya untuk irigasi 11.950 hektare. Mengairi persawahan, untuk masyarakat," kata Nizam Ahad (23/2).
Ia menjelaskan, pembangunan Bendungan Rukoh ini terdiri dari dua paket konstruksi. Paket pertama dibangun oleh PT Nindya Karya (Persero) dengan nilai investasi Rp 377 miliar. Sementara paket kedua dibangun oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk dengan Kerja Sama Operasional bersama PT Adhi Karya (Persero) Tbk dan PT Andesmont Sakti.
Saat ini, Nizam menuturkan bahwa masyarakat sudah mulai menagih biaya penggantian atas perjanjian pembebasan lahan. Namun, proses administrasi untuk mencairkan anggaran membutuhkan waktu. Ia menyampaikan, proses itu masih ditangani oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang serta Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.
Kepala Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I, Djaya Sukarno menuturkan, proses konstruksi bendungan telah mencapai 8,69 persen dan ditargetkan selesai pada 2022. Adapun proyek ini telah dimulai sejak Januari 2019.
"Konstruksi sudah memasuki tahap penyelesaian outlet terowongan pengelak aliran sungai agar dapat dilakukan pekerjaan utama pada tubuh bendungan," kata Djaya saat ditemui di Banda Aceh, Ahad (23/2).
Bendungan Rukoh merupakan salah satu Program Strategis Nasional (PSN) yang dibangun Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera 1 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.
Selain sebagai sumber irigasi, bendungan akan menjadi basis pemenuhan kebutuhan air bersih dan penyediaan air baku sebesar 0,90 meter kubik per detik bagi 22.848 jiwa di wilayah Kecamatan Titeue, Kabupaten Pidie. Pihaknya pun menyebut Bendungan Rukoh bisa menjadi sumber pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sebesar 1,22 megawatt (MW).