REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menegaskan, pemerintah akan berhati-hati dalam mengevakuasi WNI yang berada di kapal pesiar Diamond Princess di Jepang. Pemerintah, kata dia, tak akan mengambil keputusan yang gegabah yang justru akan membahayakan Indonesia.
Ia menyebut, selama ini, pemerintah selalu bertindak hati-hati dalam mengambil keputusan terkait masalah virus corona ini. Keputusan yang diambil pun akan terus berdasarkan prosedur dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO.
"Itu akan kita lakukan dengan tertib dan ketat, tidak boleh sekedar kita dipengaruhi oleh sebuah keputusan yang gegabah, tidak boleh. Taruhannya besar sekali, jadi saya minta juga para media ikut membantu supaya kita green zone," ujar Terawan di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Senin (24/2).
Menurut Terawan, pemerintah tak akan menyepelekan berbagai situasi terkait virus corona ini. Ia tak ingin evakuasi terhadap para WNI di Jepang yang dilakukan terburu-buru justru membuat episentrum baru di Indonesia.
Pemerintah pun akan terus berupaya untuk menjaga seluruh masyarakat yang berada di Indonesia agar terbebas dari virus corona ini. "Tapi juga tidak menyepelekan keadaan yang di sana, tapi kan tata caranya kita tahu, cara yang tepat melakukan pemindahan tanpa membuat episentrum baru," tambahnya.
Terawan menegaskan, pemerintah terus melakukan negosiasi dengan Pemerintah Jepang terkait proses terbaik untuk mengevakuasi WNI yang dinyatakan negatif virus corona. Proses negosiasi tersebut juga salah satunya membahas upaya evakuasi apakah melalui laut maupun udara.
Terawan memastikan, pemerintah akan mengambil keputusan terbaik untuk memulangkan seluruh WNI yang negatif dari virus corona itu. "Tapi harus prosedur dan tata caranya jangan mengikuti apa yang mereka inginkan, hanya sekedar secepatnya saja. Harus butuh negosiasi yang detail, yang baik, sehingga apa yang kita lakukan jangan sampai kita diketawain dunia di kemudian hari," jelas Terawan.
Ia mencontohkan, sejumlah negara lain yang gegabah dalam mengevakuasi warganya dari negara terjangkit virus corona seperti Australia dan juga Amerika. Menurutnya, kedua negara tersebut justru melakukan proses evakuasi yang terburu-buru sehingga berdampak pada penyebaran virus corona di masing-masing negaranya.
"Contoh sekarang, apa negara yang keburu-buru ngambil, coba. Australia itu kan dari negatif jadi positif kan. Kita mau seperti itu? Amerika sama juga kan? Masak mau ngikutin yang seperti itu? Kita hati-hati," kata dia.
Nantinya, seluruh WNI yang dievakuasi dan kembali pulang ke Tanah Air harus melalui prosedur observasi atau karantina di Pulau Sebaru. "Pulau kosong, nanti lintangnya kita berikan Sebaru," ucap Terawan.