Senin 24 Feb 2020 15:49 WIB

IBF Tempat Rekreasi Intelektual dan Spiritual

Literasi masyarakat Indonesia masih minim.

Rep: Fuji E Permana / Red: Agus Yulianto
Imam Besar Masjid Istiqlal KH. Nasaruddin Umar menyampaikan paparannya saat Kuliah Kebangsaan di Wisma Antara, Jakarta, Kamis (17/10/2019).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Imam Besar Masjid Istiqlal KH. Nasaruddin Umar menyampaikan paparannya saat Kuliah Kebangsaan di Wisma Antara, Jakarta, Kamis (17/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islamic Book Fair (IBF) adalah pameran buku-buku Islam yang sangat besar di Indonesia. Prof KH Nasaruddin Umar sebagai ulama dan penulis buku melihat IBF sebagai tempat rekreasi intelektual dan spiritual.

"Rekreasi spiritual dan rekreasi intelektual yang sangat istimewa ditampilkan oleh IBF, saya berharap banyak tahun ini Insya Allah penyelenggaraan IBF bisa lebih bagus lagi," kata KH Nasaruddin kepada Republika, Senin (24/2).

KH Nasaruddin yang juga menjadi Penasihat IBF 2020 menyampaikan rasa syukur kepada Allah SWT karena IBF bisa berlangsung secara rutin sampai sekarang. Menurutnya sampai saat ini tidak ada pameran buku terbesar selain IBF.

Meski instansi lain dan pengusaha lain melakukan hal yang sama tapi tetap tidak bisa menyaingi antusias massa IBF. Pengunjung IBF bisa sampai ratusan ribu dan mereka datang dari berbagai daerah.

"Harapan saya ke depan semoga kesadaran masyarakat membaca buku-buku agama berbanding lurus dengan kesadaran praktik keagamaannya," ujarnya.

Imam Besar Masjid Istiqlal ini berharap, bukan hanya pengetahuan masyarakat yang meningkat tapi juga keterampilannya untuk mengaktualisasikan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari ikut meningkat. Dia juga melihat peningkatan kecerdasan umat Islam menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari IBF.

KH Nasaruddin menyampaikan, ada pengunjung IBF menyewa bis dari Surabaya ke Jakarta. Bahkan banyak pengunjung IBF dari luar Pulau Jawa. Siswa-siswi sekolah dan para santri dari berbagai daerah juga banyak yang datang ke IBF.

"Saya sangat mengapresiasi teman-teman (panitia IBF) karena tidak hanya mencari keuntungan tapi juga memberi pencerahan kepada umat," ujarnya.

KH Nasaruddin melihat bahwa literasi masyarakat Indonesia masih minim. Tapi mengubah perilaku masyarakat agar gemar membaca tidak gampang dan memerlukan waktu lama. Menurutnya yang telah dilakukan IBF itu bagian yang sangat strategis untuk mengubah perilaku masyarakat.

Sebab, menurut dia, belum tentu orang lain bisa melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan panitia IBF. Keikhlasan dan kebersamaan panitia IBF sangat luar biasa.

"Ada kebersamaan di sini (IBF), kita tak hanya melakukan pameran buku tapi sekaligus menampilkan musik religi, bedah buku, yang menarik suasana shalat berjamaah di IBF, anak-anak kecil parade di situ," ujarnya.

IBF 2020 diselenggarakan Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DKI Jakarta di Jakarta Convention Center (JCC) pada 26 Februari - 1 Maret 2020. Di IBF ke-19 ini akan ada 175 penerbit buku dan 168 non penerbit. Sebanyak 343 stan di IBF akan diisi oleh penerbit buku, travel, perbankan, lembaga filantropi, instansi pemerintah, media massa, UMKM, busana Muslim, properti syariah, mainan anak, kuliner, dan lain sebagainya.

Selain itu, akan ada 54 ribu judul buku dari ratusan penerbit yang dipamerkan di IBF. Setiap judul buku rata-rata ada sekitar 35 eksemplar. Artinya akan ada sekitar 2 juta eksemplar buku di IBF 2020. Rata-rata pengunjung IBF dalam beberapa tahun terakhir setiap harinya mencapai sekitar 30 ribu orang.  

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement