REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan mengatakan, kedua negara masih mempertimbangkan rencana meningkatkan latihan militer untuk musim semi. Hal itu menyusul virus corona baru atau Covid-19 yang semakin meluas di negeri pimpinan Moon Jae-in.
Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengatakan, Komandan Pasukan AS di Korea Selatan, Jenderal Robert Abrams, dan kepala kepala staf gabungan Korsel, Jenderal Park Han-ki tengah melihat skala pelatihan pos komando karena kekhawatiran tentang virus corona baru yang mengintai Korsel. Menteri Pertahanan Korea Selatan, Jeong Kyeong-doo, mengatakan pada pengarahan yang sama bahwa 13 prajurit dari negaranya telah terinfeksi virus. Oleh karenanya, semua cuti untuk militer telah dibatalkan secara nasional sehingga membatasi pergerakan tentara. "Situasinya cukup serius," kata Jeong dikutip Channel News Asia, Selasa (25/2)
Kedua negara telah secara signifikan mengurangi latihan militer bersama untuk memfasilitasi pembicaraan nuklir AS dengan Korea Utara. Musim semi ini mereka berencana mengadakan latihan koordinasi komando.
Korea Selatan (Korsel) melaporkan 60 kasus baru orang yang terinfeksi virus corona baru atau Covid-19, Selasa (25/2) waktu setempat. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) mencatat hingga kini jumlah total pasien yang terinfeksi di negara Gingseng itu menjadi 893 orang.
Dari kasus-kasus baru, setidaknya 16 orang berada di kota tenggara Korsel, Daegu. Sementara, sebanyak 33 kasus berada di provinsi Gyeongsang Utara.
Jumlah korban meninggal akibat Covid-19 di Korsel berjumlah delapan orang. Sementara yang diperiksa dan dikarantina mencapai 13.273 orang. Korsel telah melakukan pengujian terhadap 35.823 terduga kasus Covid-19. Sebanyak 22.550 di antaranya telah dinyatakan negatif.