REPUBLIKA.CO.ID, BESIKTAS – Ada hubungan yang terjalin erat antara Kesultanan Utsmaniyah dengan kekaisaran Jepang. Pertemuan antara pemimpin Kesultanan Utsmaniyah dan pangeran Kekaisaran Jepang pada 1887 di Istanbul menandai awal hubungan erat kedua negara itu.
Kala itu pangeran Komatsu, keponakan Kaisar Meiji, beserta istrinya berkunjung ke Kesultanan Utsmaniyah. Mereka bertemu dengan Sultan Abdulhamid II di Istana Yildiz. Sejatinya kunjungan pangeran Komatsu ke Kesultanan Utsmaniyah bukanlah kunjungan resmi, melainkan kunjungan itu merupakan bagian dari misinya melakukan perjalanan melintasi Eropa.
Pangeran Komatsu pun memperoleh medali Ottoman dengan berbagai peringkat dari Sultan Abdulhamid II. Kabar tentang delegasinya yang disambut baik dan bahkan mendapat hadiah medali kehormatan Ottoman sampai pada Kaisar Meiji. Ia senang mengetahui hal itu.
Karena itu untuk membalasnya Kasar Meiji mengirimkan sebuah baju zirah khusus untuk Sultan Abdulhamid II yang memiliki simbol sebagai zirah tertinggi Krisan dengan bagian belakang baju zirah yang terdapat bendera kemenangan bagi pasukan dan bendera simbol kemuliaan tentara. Beberapa sumber menyebut baju pelindung dengan simbol tertinggi Kekaisaran Jepang itu diberikan kepada Sultan Abdulhamid II oleh utusan Kaisar Meiji bernama Torajiro Yamada.
Hadiah lain yang diberikan Kekaisaran Jepang yakni Ordo Krisan. Setelah mengetahui keponakannya disambut dengan baik oleh Sultan Abdulhamid II, Kaisar Jepang mengirim ordo krisan yakni lencana kehormatan disertai sepucuk surat sebagai tanda kegembiraannya.
Namun demikian setelah Sultan Abdulhamid II tak lagi memimpin, Istana Yildiz dan pusat administrasi negara serta kediaman resmi sultan dijarah selama lebih dari 30 tahun. Bahkan koleksi benda-benda yang diberikan para pemimpin dari sejumlah negara dan dikumpulkan Sultan Abdulhamid II juga ikut dijarah. Meski sebagian perabotan lainnya berhasil diselamatkan ke tempat lain. Peridoe berikutnya, barang-barang yang dijarah itu pun dikembalikan pemegangnya ke museum.
Saat ini, untuk pertama kalinya baju zirah serta barang-barang lainnya yang diberikan kaisar Jepang pada Sultan Abdulhamid II dipamerkan di museum koleksi Istana, distrik Besiktas, Istanbul. Baju pelindung itu dipamerkan dengan sebuah miniatur kuil Jepang yang juga hadiah dari Kaisar Meiji untuk Sultan Abdulhamid II sebagai hadiah peringatan 25 tahun penobatan sultan.
Direktur Museum Koleksi Istana Besiktas, Guller Karahusyein, menjelaskan bahwa sebenarnya benda-benda itu disimpan di Istana Topkapi. Namun demikian, benda-benda itu diizinkan untuk dipamerkan sementara di museum koleksi Istana Besiktas. Menurut Karahusyein baju zirah yang diberikan kaisar Meiji itu berasal dari tahun 1600-an milik seorang prajurit samurai legendaris Jepang.
"Armor ini termasuk perisai, pedang dan bendera telah digunakan dalam pertempuran. Ada juga lekuk di atasnya yang pasti terjadi selama pertempuran. Pelindung tubuh ini dibawa ke Kekaisaran Ottoman dan diberikan kepada Sultan Abdulhamid II pada tahun 1892," kata Karahusyein seperti dilansir Daily Sabah pada Kamis (27/2).
Sementara itu benda-benda pemberian kaisar Jepang itu akan dipamerkan kepada pengunjung setiap hari di Museum Koleksi Istana Besiktas setiap hari kecuali Senin.