Jumat 28 Feb 2020 16:53 WIB

33 Warga Purbalingga Terjangkit DBD, Seorang Meninggal

Sejak awal tahun hingga saat ini ada 33 warga Purbalingga yang terjangkit DBD

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Christiyaningsih
Seorang anak yang terjangkit penyakit demam berdarah dengue (DBD) mendapat perawatan intensif tenaga medis. Sejak awal tahun hingga saat ini ada 33 warga Purbalingga yang terjangkit DBD . Ilustrasi.
Foto: Antara/Aswaddy Hamid
Seorang anak yang terjangkit penyakit demam berdarah dengue (DBD) mendapat perawatan intensif tenaga medis. Sejak awal tahun hingga saat ini ada 33 warga Purbalingga yang terjangkit DBD . Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi di Kabupaten Purbalingga. Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan setempat, sejak awal tahun hingga saat ini ada 33 warga yang terjangkit DBD.

"Dari pasien sebanyak itu, seorang meninggal," jelas Kepala Dinas Kesehatan Purbalingga Hanung Wikantono pada Jumat (28/2).

Baca Juga

Dia menyebut kasus DBD memang selalu mengalami peningkatan pada musim penghujan seperti sekarang. Hal ini mengingat banyaknya genangan air yang kemudian menjadi tempat berkembangan biak nyamuk pembawa virus dengue.

Meski demikian, dalam peningkatan kasus DBD kali ini ada hal yang harus dicermati lebih jauh. Dari 33 kasus DBD yang ditemukan, tempat tinggal seluruh penderitanya justru bukan berasal dari desa-desa yang sebelumnya sebagai desa endemik. "Sedangkan desa-desa yang sebelumnya dinyatakan endemik, justru belum ditemukan ada warga yang terjangkit DBD," kata Hanung.

Menurutnya, kemungkinan telah muncul kesadaran warga untuk menggiatkan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) di daerah yang sebelumnya dinyatakan sebagai desa endemik. Sementara desa yang tadinya bukan dinyatakan endemik, justru masyarakatnya terlena sehingga tidak cukup aktif melakukan PSN.

Terkait hal ini, Hanung minta agar warga yang sebelumnya belum pernah mengalami kasus DBD kembali menggiatkan PSN. Antara lain, dengan membersihkan sampah-sampah di lingkungannya. Sampah-sampah ini kerap kali menjadi tempat genangan air yang merupakan media nyamuk berkembang biak.

"Bagaimana pun, kegiatan PSN justru merupakan cara paling efektif untuk mencegah berjangkitnya penyakit DBD," jelasnya.

Mengenai kegiatan pengasapan atau fogging, Hanung menyebutkan untuk wilayah yang sebelumnya ditemukan kasus DBD tetap dilaksanakan fogging. Hal ini dimaksudkan agar nyamuk dewasa yang sudah terlanjur banyak di wilayah tersebut bisa dibasmi.

Menurut Hanung, bila dibandingkan dengan kejadian DBD tahun lalu kasus DBD di Kabupaten Purbalingga pada awal tahun ini masih tergolong rendah. Pada 2019, jumlah warga yang terjangkit DBD mencapai 532 orang.

Dari jumlah tersebut, sebanyak empat orang meninggal. Dia berharap pada waktu-waktu mendatang jumlah kasus DBD dapat ditekan sehingga jumlah warga yang terjangkit bisa berkurang. "Mudah-mudahan jumlah penderita DBD ini tidak terus bertambah," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement