REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur (Jatim), M Saad Ibrahim, ingin organisasinya berdakwah di sepak bola. Ini setelah PWM Jawa Timur mengakuisisi klub Liga 2, Persigo Semeru FC, dan mengganti namanya menjadi PS Hizbul Wathan.
"Merupakan wilayah baru persepakbolaan bagi dakwah, penanaman nilai Islam, kebangsaan, dan kemanusiaan dari Muhammadiyah," kata Saad saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (28/2).
Saad mengatakan, Hizbul Wathan memiliki arti 'Pembela Tanah Air'. Hizbul Wathan merupakan gerakan kepanduan yang didirikan KH Ahmad Dahlan pada 1918. Seiring berkembangnya zaman, Hizbul Wathan menginsipirasi gerakan Pramuka saat ini. "(PS Hizbul Wathan) ingin ikut membangun mind-set pesepakbolaan bagi generasi bangsa. Sehingga dapat berbicara dalam konteks yang lebih global," ujar dia.
Menurut Saad, akuisisi klub sepak bola ini merupakan yang pertama kali dilakukan selama Muhammadiyah berdiri. Terlebih lagi, pengurus provinsi yang membeli tim tersebut.
Kendati demikian, Saad enggan menyebutkan nilai akuisisi untuk membeli klub yang kini bermarkas di Gelora Delta, Sidarjo, tersebut. Ia menegaskan, sumber dana yang dipakai mengakuisisi Persigo Semeru FC murni dari kas internal organisasi tanpa sponsor eksternal. "Angka tidak elok disebut, tidak ada sponsor. Sepenuhnya dari kocek Muhammadiyah Jatim," ucapnya.
Persigo Semeru FC sebenarnya klub gabungan Persigo Gorontalo dengan Semeru FC Lumajang, Jawa Timur, pada 2017 lalu. Bersama klub jebolan Liga 3 seperti Persijap Jepara, PSKC Cimahi, KS Tiga Naga, Persekat Tegal, dan Putra Sinar Giri FC, tim-tim itu akan mulai bertarung di Liga 2 musim ini.