Sabtu 29 Feb 2020 16:16 WIB

Pecahnya Partai Pribumi Bersatu Malaysia

PPBM mengusung dua pendirinya sebagai kandidat calon PM yakni Mahatihir dan Muhyiddin

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Gita Amanda
Mantan wakil Perdana Menteri Malaysia dan presiden Partai Persatuan Adat Malaysia (PPBM), Muhyiddin Yassin
Foto: EPA-EFE/Ahmad Yusni
Mantan wakil Perdana Menteri Malaysia dan presiden Partai Persatuan Adat Malaysia (PPBM), Muhyiddin Yassin

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) tengah diselimuti perpecahan. Partai tersebut diketahui mengusung dua pendirinya sebagai kandidat calon perdana menteri Malaysia, yakni Mahathir Mohamad dan Muhyiddin Yasin.

Dilaporkan laman Straits Times, pada Sabtu (29/2) pagi waktu setempat, Mahathir mengklaim memiliki angka untuk membentuk pemerintahan sendiri. Hal itu kemudian diikuti deklarasi Pakatan Harapan yang menyatakan mendukung penuh politikus berusia 94 tahun itu.

Baca Juga

Sekretaris Jenderal PPBM Marzuki Yahya juga merilis pernyataan yang menyebut bahwa satu-satunya individu dengan kekuasaan absolut untuk memimpin partai tersebut adalah Mahathir. Menurut dia, semua tindakan dan arah partai harus didasarkan pada keputusan Mahathir.

Namun hanya beberapa menit setelah dirilis, pernyataan Marzuki ditarik kembali. Tak lama berselang, Muhyiddin merilis pernyataan yang mengatakan bahwa Mahathir telah mengundurkan diri sebagai ketua PPBM pada Senin (24/2) lalu. Oleh sebab itu, dia menggantikan posisi ketua yang ditinggalkan Mahathir.

Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah telah menyatakan tak dapat memilih calon perdana menteri dengan dukungan mayoritas parlemen. Untuk membentuk pemerintahan, diperlukan minimal 112 dukungan dari 222 anggota parlemen.

Oleh sebab itu dia mempersilakan para pemimpin partai mengusung kandidat calon perdana menterinya masing-masing. Hal itu menolak permintaan Mahathir yang mengusulkan perdana menteri dipilih melalui mekanisme voting di parlemen.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement