Rabu 04 Mar 2020 12:36 WIB

Runtuhnya Kekhalifahan Turki Utsmani pada 3 Maret 1924

Kekhalifahan Islam berakhir seiring runtuhnya Turki Utsmani.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Runtuhnya Kekhalifahan Turki Utsmani pada 3 Maret 1924. Peta wilayah Utsmaniyah.
Foto:

Karena kemenangan dan bantuannya itu, komandan pasukan Islam Saljuk memberi Ertughrul dan rombongannya sebidang tanah di wilayah barat Anatolia, dekat perbatasan Romawi. Ertughrul juga diberi wewenang untuk memperluas wilayahnya hingga ke wilayah kekuasaan Romawi.

Saat Ertughrul wafat pada 699 H (1299 M), putranya Otsman menggantikannya sebagai pemimpin. Utsman bin Urtughral atau dikenal Osman I inilah kemudian menjadi asal usul nama Utsmaniyah dan juga sebagai pendiri Daulah Utsmani. Memimpin pada 699-726 H (1294-1326), di masanya Otsman I memperluas batas permukiman Turki hingga pinggiran Kekaisaran Bizantium. 

Selanjutnya, Daulay Utsmaniyah dipimpin berturut-turut oleh Sultan Orkhan bin Utsman, Sultan Murad I Bin Orkhan (pemimpin Utsmaniyah pertama yang secara resmi menyandang gelar sultan sejak 1383), Sultan Bayazid Bin Murad, Sultan Muhammad I Bin Bayazid, Sultan Murad II Bin Muhammad, Sultan Muhammad Al-Fatih atau dikenal Mehmed II. Setelah Sultan Mehmed II, kekhalifahan Islam dipimpin oleh 25 sultan Turki Utsmani hingga Republik Islam Turki berdiri.

Namun demikian, dalam perjalanan kepemimpinan Utsmani ini, pemimpin Utsmaniyah yang menyandang gelar khalifah Islam baru dipegang setelah terjadinya penaklukan Kesultanan Mamluk oleh Utsmaniyah pada 1517 di masa Sultan Selim I. Sebelumnya, khalifah dinasti Abbasiyah memimpin Islam di bawah perlindungan Kesultanan Mamluk Mesir.

Sultan Selim I resmi menyandang gelar khalifah selepas penyerahan jubah dan pedang Nabi Muhammad oleh Mutawakkil III, Khalifah Abbasiyah terakhir. Sejak itu, umat Islam dipimpin khalifah Turki Utsmani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement