Jumat 10 Nov 2023 17:05 WIB

Kisah Awal Kuil Sulaiman, Tabut Perjanjian, dan Yahudi

Palestina saat itu merupakan wilayah Ottoman dengan minoritas Yahudi.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Warga berjalan di gang dekat rumah keluarga Sub-Laban di kawasan Muslim Kota Tua Yerusalem, Senin (12/6/2023).
Foto: EPA-EFE/ATEF SAFADI
Warga berjalan di gang dekat rumah keluarga Sub-Laban di kawasan Muslim Kota Tua Yerusalem, Senin (12/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pencarian Tabut Perjanjian dan pembangunan kembali Kuil Sulaiman dimulai pada abad ke-19. Dua hal ini merupakan salah satu faktor pecahnya perang di Palestina.

Israel mulai mencari Tabut Perjanjian berdasarkan klaim sejarah oleh orang-orang Yahudi sebagai persiapan mengeluarkan Deklarasi Balfour. Deklarasi Balfour adalah pernyataan publik yang dikeluarkan oleh pemerintah Inggris selama Perang Dunia I untuk menyatakan dukungan terhadap pembentukan tanah air nasional bagi orang-orang Yahudi di Palestina.

Baca Juga

Palestina saat itu merupakan wilayah Ottoman dengan minoritas Yahudi. Tulisan-tulisan Yahudi juga muncul di surat kabar besar Barat yang menyerukan pembangunan kembali Kuil Sulaiman atau Haikal Sulaiman di Palestina.

Langkah praktis pertama ke arah itu terjadi pada 20 Maret 1918, ketika delegasi Yahudi yang dipimpin oleh Chaim Weizmann tiba di Yerusalem. Dia meminta gubernur militer Inggris pada saat itu, Jenderal Storrs mendirikan universitas Ibrani di Yerusalem menyerahkan Tembok Buraq.

Namun, sebenarnya apa Tabut Perjanjian itu? Dan apa yang dimaksud Kuil Sulaiman?

Kuil Sulaiman dianggap...

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement