Rabu 04 Mar 2020 17:55 WIB

Masuki Masa Tanam, Pupuk Indonesia Siapkan Stok 1 Juta Ton

Stok pupuk yang tersedia mencapai empat kali lipat dari ketentuan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
PT Pupuk Indonesia (Persero) menyiapkan stok pupuk subsidi dan nonsubsidi sebanyak 1.022.177 ton yang terdiri dari 509.201 ton Urea, 243.736 ton NPK, 96.973 ton SP-36, 111.027 ZA dan 61.240 ton organik dalam memasuki masa tanam saat ini.
PT Pupuk Indonesia (Persero) menyiapkan stok pupuk subsidi dan nonsubsidi sebanyak 1.022.177 ton yang terdiri dari 509.201 ton Urea, 243.736 ton NPK, 96.973 ton SP-36, 111.027 ZA dan 61.240 ton organik dalam memasuki masa tanam saat ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pupuk Indonesia (Persero) menyiapkan stok pupuk subsidi dan nonsubsidi sebanyak 1.022.177 ton yang terdiri dari 509.201 ton Urea, 243.736 ton NPK, 96.973 ton SP-36, 111.027 ZA dan 61.240 ton organik dalam memasuki masa tanam saat ini.

Kepala Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia Wijaya Laksana mengatakan, stok tersebut disiapkan sebagai langkah antisipasi memasuki masa tanam awal tahun ini. Jumlah stok yang disiapkan di lini III dan IV tersebut cukup untuk kebutuhan tiga bulan ke depan.

Baca Juga

"Kami menjaga jumlah stok untuk dapat memenuhi kebutuhan petani sesuai dengan alokasi yang diatur Kementerian Pertanian. Stok yang tersedia mencapai empat kali lipat dari ketentuan," kata Wijaya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (4/3).

Wijaya memerinci jumlah stok pupuk tersebut dipenuhi lima anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) meliputi PT Petrokimia Gresik menyediakan stok pupuk sebanyak 498.616 ton, PT Pupuk Kujang sebanyak 141.730 ton, PT Pupuk Kaltim sebanyak 181.787 ton, PT Pupuk Iskandar Muda Aceh sebanyak 37.983 ton dan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang sebanyak 170.594 ton. Wijaya menambahkan, untuk mengantisipasi kebutuhan petani apabila terjadi kekurangan, Pupuk Indonesia menyiapkan stok pupuk nonsubsidi di kios-kios resmi.

"Kami juga terus berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian guna mencegah kelangkaan," lanjut Wijaya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement