Rabu 04 Mar 2020 19:26 WIB

Imam Nahrawi Sebut Sesmenpora Cari Panggung

Nahrawi nilai Gatot suka cari panggung di Istana.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Teguh Firmansyah
Terdakwa kasus dugaan suap terkait pengurusan proposal dana hibah Komite Olahraga Nasional Indonesia ( KONI) dan gratifikasi, Imam Nahrawi menyimak keterangan saksi saat sidang di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (4/3).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Terdakwa kasus dugaan suap terkait pengurusan proposal dana hibah Komite Olahraga Nasional Indonesia ( KONI) dan gratifikasi, Imam Nahrawi menyimak keterangan saksi saat sidang di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (4/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi menanggapi sejumlah pernyataan saksi Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora), Gatot Dewa S Broto dalam sidang lanjutan terkait kasus dugaan Korupsi Dana Hibah pemerintah kepada KONI di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (4/3). Diketahui, Jaksa Penuntut Umum KPK menghadirkan Gatot sebagai salah satu saksi.

Dalam persidangan, Jaksa Penuntut Umum melakukan konfrontir antara Nahrawi dan Gatot. Mendengar beberapa pernyataan Gatot kepada Majelis Hakim dan Jaksa KPK, Nahrawi tak terima dengan beberapa hal. Salah satunya terkait permintaan terhadap Gatot Dewa Broto untuk mundur dari jabatannya sebagai Sesmenpora.

Baca Juga

Menurut Nahrawi, Gatot seakan lupa akan etikanya sebagai Sesmenpora. Ia pun menyindir Gatot yang justru sering mencari panggung saat sedang ada kegiatan di Istana Negara.

"Karena kebiasan bapak memang, bapak sangat dekat dengan pejabat-pejabat, dan memang sering melupakan menterinya dan bahkan mencari panggung sendiri. Dan itu juga yang menjadi penilaian saya," sindir Nahrawi ke Gatot di ruang sidang Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (4/3)

Masih dalam persidangan, Nahrawi tak menampik bila ia meminta Gatot untuk mundur dari jabatannya sebagai Sesmenpora. Gatot diminta mundur sesaat berlangsungnya acara pengukuhan kontingen Indonesia di Istana Negara pada 02 Oktober 2018.

Menurut Nahrawi, permintaan agar Gatot untuk mundur dari jabatannya, salah satunya karena tidak pernah melaporkan serta mengarahkan tugas Menpora. Padahal, hal itu merupakan tugas seorang Sesmenpora.

"Sebetulnya itu adalah akumulasi dari banyak hal, termasuk saat di istana negara Bapak (Gatot) tidak melaporkan ke saya, tugas saya apa, dan ketika saya sampai Istana Negara, bapak enjoy ngobrol dengan pejabat lain padahal bapak adalah Sesmenpora, yang mestinya memberi tahu tugas saya, tugas saya apa di sana, dan bapak tidak melaporkan itu," ujar Nahrawi.

Mendengar pernyataan Nahrawi, Gatot langsung membantahnya. Gatot menegaskan sudah melaporkan apa saja yang harus disiapkan serta dilakukan  Nahrawi saat acara pengukuhan kontingen Indonesia di Istana Negara.

"Saya pernah melaporkan ke Bapak pada sebelum acara, tidak mungkin, saya tidak melaporkan," tegas Gatot.

"Tidak pernah, saya mengingat betul laporan bapak itu setelah acara, dan itu pun setelah saya tegur karena memang kedekatan bapak dengan pejabat dan bahkan melupakan menterinya sendiri. Dan itu juga jadi penilaian saya," Nahrawi menanggapi jawaban Gatot

"Ada beberapa hal yang perlu saya laporkan kenapa saya kemudian saya minta Sesmenpora mundur karena ada beberapa hal yang ternyata sebatas laporan saja. Beberapa tahun saya minta tapi gajadi-jadi, TVPORA sudah diresmikan tapi tidak jalan padahal bapak Sesmenpora bapak yang mengerti rumah tangga," tambah Nahrawi melanjutkan.

Nahrowi juga mengaku mengangkat juru bicara, namun tidak difungsikan. Justru bapak Sesmenpora yang menjadi juru bicara terus menerus.  "Bahkan beberapa hal yang masih dirapatkan di istana negara yang tidak boleh diumumkan oleh siapapun bapak mengumumkan sendiri termasuk dengan pak Tono (Tono Suratman) masalah gaji PNS, bapak tidak izin ke saya tapi setelah rapat baru memberi tahu ke saya. apakah begitu etika birokrat?," ujar Nahrawi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement