Jumat 06 Mar 2020 13:39 WIB

Korsel dan Jepang Bertikai Larangan Masuk Terkait Corona

Mulai Senin (9/3), orang yang tiba dari China dan Korsel dikarantina selama 2 pekan

Dua orang berdiri di belakang logo Olimpiade di Tokyo, Jepang. Virus corona telah mengancam kemungkinan terselenggaranya Olimpiade 2020 di Tokyo.
Foto: EPA
Dua orang berdiri di belakang logo Olimpiade di Tokyo, Jepang. Virus corona telah mengancam kemungkinan terselenggaranya Olimpiade 2020 di Tokyo.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang dan Korea Selatan (Korsel) bertikai soal larangan ketat yang diterapkan Jepang bagi pengunjung dari China dan Korea Selatan untuk memasuki wilayahnya terkait wabah virus corona. Jepang membela langkah barunya itu dengan mengatakan belum terlalu terlambat bagi dua negara tersebut untuk membantu memperlambat penyebaran wabah Covid-19.

Pada saat yang sama, Korea Selatan memprotes langkah-langkah Jepang itu, yang disebutnya berlebihan. "Keputusan itu diambil berdasarkan hasil peninjauan secara menyeluruh atas informasi yang tersedia tentang situasi di negara-negara lain dan dampak dari langkah-langkah lain," kata kepala juru bicara pemerintah Yoshihide Suga pada konferensi pers, Jumat pada hari Jumat.

Mulai Senin (9/3), orang-orang yang tiba dari China dan Korea Selatan akan dikarantina selama dua pekan di tempat-tempat yang sudah ditetapkan. Warga negara Jepang juga harus menjalani aturan yang sama, kata Suga.

Korea Selatan memprotes keras langkah Jepang itu, yang disebutnya tidak masuk akal, berlebihan dan sangat disesalkan. Kementerian Luar Negeri Korea Selatan akan memanggil duta besar Jepang pada Jumat untuk menyampaikan keluhan. Sebelumnya, Kementerian pada Kamis malam meminta seorang diplomat senior Korsel memberikan penjelasan, kata Kemlu Korsel melalui pernyataan.

Jumlah kasus pengidap virus corona di Jepang hingga Jumat pagi meningkat menjadi 1.057, yaitu kenaikan sebanyak 21 orang dari sehari sebelumnya, menurut stasiun penyiaran nasional NHK.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement