Sabtu 07 Mar 2020 04:05 WIB

Menjadi Anak yang Beradab

Setiap orang tua mendambakan anak yang beradab.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
Menjadi Anak yang Beradab. Foto: Anak Shaleh (Ilustrasi)
Foto: Tahta Adila/Republika
Menjadi Anak yang Beradab. Foto: Anak Shaleh (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap orang tua mendambakan seorang anak yang mempunyai adab yakni anak yang kehalusan dan kebaikan budi pekerti serta memiliki kesopanan. Dalam pembahasan pertama di kitab Akhlaq Lil Banin karya Syekh Umar bin Achmad Baradja dapat dipetik dua poin yang membuat seorang anak beradab.

Dalam kitab itu dijelaskan poin pertama:

Baca Juga

يَجِبُ عَلَى الْوَلَدِ أَنْ يَتَخَلَّقَ بِالْأَخْلَاقِ الْحَسَنَتِ مِنْ صِغَرِهِ, لِيَعِيْشَ مَحْبُوْبًافِي كِبَرِهِ يَرْضَ عَنْهُ رَبُّهُ, وَيُحِبُّهُ أَهْلُهُ, وَجَمِيْعُ النَّاسِ

Yakni wajib bagi seorang anak berakhlak dengan akhlak yang baik sejak dari kecil. Agar kehidupannya senantiasa dicintai ketika telah dewasa. Selain itu, Allah akan ridho kepada anak yang mempunyai akhlak yang baik. Serta keluarganya bahkan seluruh manusia akan senantiasa akan mencintainya.

Dari poin pertama ini dapat dipetik hikmah tentang pentingnya anak memiliki akhlak yang baik. Maka orang tua sudah seharusnya menasihati dan mengajarkan akhlak yang baik kepada anaknya sejak kecil. Sehingga anak menjadi orang yang beradab saat dewasa.

Selanjutnya poin kedua dalam Akhlaq Lil Banin dijelaskan

 يَحِبُّ عَلَيْهِ أَيْضًا, أَنْ يَبْتَعِدَ عَنِ الْأَخْلَاقِ الْقَبِيْحَةِ, كَيْلَ يَكُونَ مَكْرُوهًا : لاَ يَرْضَى عَنْهُ رَبُّهُ, وَلَا يُحِبُّهُ أَهْلُهُ, وَلَا أَحَدٌ مِنَ النَّاسِ

wajib bagi anak yang beradab untuk menjauhi akhlak-akhlak yang tercela agar  tidak menjadi orang yang dibenci. Sebab Allah tidak ridho pada anak yang memiliki akhlak tercela, begitupun keluarganya tak akan mencintainya karena akhlak anak itu tercela. Serta setiap orang juga tidak akan mencintai anak yang berakhlak tercela. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement