REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Sekitar 60 warga asing yang dikarantina selama beberapa pekan di ibu kota Korea Utara (Korut) Pyongyang dibolehkan pulang ke negaranya masing-masing. Maskapai Air Koryo dengan tujuan Vladivostok merupakan penerbangan komersial pertama yang meninggalkan Korut.
Penerbangan KOR271 meninggalkan Pyongyang pada Ahad pukul 08.40 waktu setempat dan tiba di Vladivostok pada Senin, pukul 10.47. Sekitar 60 diplomat dan staf kedutaan Rusia berada dalam penerbangan tersebut. Mereka telah dikarantina selama beberapa pekan sejak Februari hingga awal Maret.
Korut mengarantina 380 warga negara asing, yang sebagian besar merupakan diplomat dan staf kedutaan dalam upaya untuk menghentikan penyebaran virus corona. Mereka dikarantina setidaknya selama 30 hari.
Duta Besar Rusia untuk Korut, Alexander Matsegora, menggambarkan kondisi tersebut sebagai "penghancuran moral". Duta Besar Inggris untuk Korut, Colin Crooks mengucapkan selamat tinggal kepada rekan-rekan dari Kedutaan Jerman dan Kantor Perwakilan Prancis.
Dalam cicitannya di Twitter, Crooks mengatakan Kedutaan Inggris di Korut akan tetap buka. Dia mengunggah foto dua minivan berwarna putih yang membawa staf kedutaan ke bandara. Sementara Duta Besar Swedia Joachim Bergstrom mengunggah swafoto ke Twitternya setelah dibolehkan pulang oleh otoritas Korut.
"Saya tidak pernah merasa lebih bahagia ketika berdiri di Lapangan Kim Il Sung," ujar Bergstrom dilansir BBC.
NK News melaporkan interaksi orang asing dengan penduduk lokal masih dibatasi. Para warga negara asing itu tidak dibolehkan mengunjungi restoran, pertokoan, pusat kebugaran, dan hotel.
Hingga saat ini belum ada kasus virus corona yang dilaporkan di Korut, namun para ahli meragukan hal tersebut. Ada kekhawatiran bahwa Korut tidak memiliki infrastruktur kesehatan yang mumpuni untuk menguji dan merawat pasien yang terinfeksi virus corona.