Senin 09 Mar 2020 17:05 WIB

Seluruh ABK Diminta Isolasi Diri Usai Tinggalkan Sebaru

Petugas kesehatan dan TNI juga diminta isolasi diri 14 hari usai tinggalkan Sebaru.

WNI ABK Diamond Princess berjalan setibanya di Pulau Sebaru Kecil untuk diobservasi di Kepulauan Seribu, Jakarta, Kamis (5/3/2020).(Antara/Puspen TNI/Pelda Dawid)
Foto: Antara/Puspen TNI/Pelda Dawid
WNI ABK Diamond Princess berjalan setibanya di Pulau Sebaru Kecil untuk diobservasi di Kepulauan Seribu, Jakarta, Kamis (5/3/2020).(Antara/Puspen TNI/Pelda Dawid)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 188 Anak Buah Kapal (ABK) Dream World dan 69 ABK Diamond Princess ditambah dengan petugas kesehatan dan TNI yang mengawal observasi diminta untuk mengisolasi diri selama 14 hari, setelah meninggalkan Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu. Hal ini diungkapkan Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes sekaligus juru bicara penanganan Covid-19 Achmad Yurianto, Senin (9/3).

"Untuk ABK dari Dream World, observasi ini sudah masuk hari ke-10. Nanti Kamis sudah masuk hari ke-14. Edukasi sudah kita berikan sepanjang mereka di sana, meskipun mereka negatif maka tetap kita meminta mereka untuk melakukan pembatasan selama 14 hari lagi ke depan agar tetap di rumahnya," kata Achmad Yurianto di kantor presiden Jakarta.

Ada 188 ABK Dream World yang terdiri dari 16 ABK perempuan dan 172 ABK laki-laki dievakuasi pada 26 Februari 2020 menggunakan KRI dr Soeharso dari perairan Selat Durian, Kepualauan Riau. Sedangkan 69 ABK Diamond Princess dievakuasi pada 1 Maret dari Pelabuhan PLN Sumuradem, Indramayu, juga menggunakan KRI dr Soeharso untuk dibawa ke pulau Sebaru.

"Rekomendasi yang kita berikan pertama, gunakan masker. Kemudian kurangi aktivitas yang di luar yang tidak perlu, ketiga perbaiki dan jaga kondisi tubuh yang sekarang kondisinya baik termasuk asupan gizi yang cukup," ungkap Yurianato.

Menurut Yuri, petugas kesehatan di wilayah mereka masing-masing akan melakukan pengecekan secara periodik kepada mereka. Bila selama 14 hari ternyata ada keluhan sakit, terutama terkait gejala Covid-19, mereka diminta segera mengakses layanan kesehatan yang terdekat. "Karena belum tentu keluhan panas itu dimaknai dengan Covid-19 tetapi kewaspadaan ini penting," tegas Yurianto.

Perintah untuk mengisolasi diri selama 14 hari setelah dari Pulau Sebaru itu juga berlaku pada tim pendukungnya. Terdapat 35 orang tim pendukung dari Kementerian Kesehatan yang terdiri dari dokter, perawat, tenaga kebersihan, epidemiolog ditambah 40 tenaga kesehatan dari TNI.

"Maka mereka pun setelah selesai melaksanakan misi inijuga harus mlaksanakan 'self-isolated'. Dia harus mengisolasi dirinya sendiri, kemudian saya minta mereka juga melakukan 'self-monitoring' karena kan mereka tenaga kesehatan jadi harus bisa memonitor diirnya sendiri jadi tidak perlu dimonitor oleh dinas kesehatan atau puskesmas atau rumah sakit karena dia adalah tenaga kesehatan, tentunya tahu betul bagaimana cara untuk melakukan 'self monitor'," ungkap Yurianto.

Terdapat juga tim kesehatan lingkungan (kesling) yang akan memastikan bahwa tidak ada lagi sampah domestik apalagi sampah medis yang masih tersisa. Terdapat 4 unit insinerator untuk membakar sampah medis seperti masker, sarung tangan yang abunya nanti juga akan ditanam sesuai standar.

"Kemudian juga tidak ada lagi sampah domestik misalnya sisa makanan, handuk, sikat gigi, piyama sehingga seluruhnya 'clear'. Nantinya 'Diamond Princess' setelah masa observasi selesai juga akan kita perlakukan hal yang sama," tambah Yurianto.

Untuk 69 ABK Diamond Princess yang juga diobservasi, ada 1 orang ABK yang dinyatakan positif. Pasien yang disebut pasien 06 juga sudah diisolasi sejak berada di KRI Suharso.

"Di dalam kelompok ini masih ada 10 orang tim penjemput yang terdiri dari 5 orang dokter, dan 5 orang tim pendukung. Ini pun kita lakukan pemeriksaan dan juga negatif dan mereka juga menjalani observasi yang sama dan ada tambahan lagi dari kementerian sebanyak 25 orang, saat mereka pulang tetap mampu melakukan 'self-isolated' dan 'self- monitoring' karena ini yang kita ajarkan kepada mereka," jelas Yurianto.

Ada 6 orang Warga Negara Indonesia yang dinyatakan positif COVID-19. Kasus 1 dan kasus 2 diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta pada 2 Maret 2020. Kasus 1 mengalami kontak langsung dengan warga negara Jepang yang menjadi kasus terkonfirmasi ke-24 di Malaysia. Sedangkan kasus 2, 3, 4 mengalami kontak langsung dari kasus 1.

Kasus 5 adalah hasil pemeriksaan dari klaster Jakarta yaitu sejumlah orang yang ditelusuri relasinya berdasarkan kontak dengan kasus 1. Sedangkan kasus 6 adalah salah satu dari Anak Buah Kapal (ABK) Diamond Princess yang saat ini diisolasi di RS Persahabatan Jakarta.

Hingga Minggu (8/3), Kementerian Kesehatan telah menyelesaikan pemeriksaan 620 spesimen pasien dalam pengawasan (PDP) yang dikirim dari 63 rumah sakit di 25 provinsi. 620 spesimen itu bukanlah jumlah spesimen yang ada, melainkan jumlah spesimen yang sudah diperiksa. PDP yang hasilnya negatif dan sudah dibolehkan pulang, langkah berikutnya adalah melakukan isolasi diri (self isolated).

Hingga Senin (9/3) pagi pukul 08.00 WIB terkonfirmasi di dunia ada 109.965 orang yang terinfeksi virus Corona dengan 3.824 kematian sedangkan sudah ada 61.941 orang yang dinyatakan sembuh. Kasus di China mencapai 80.735 kasus, di Italia 7.375 kasus, di Korea Selatan 7.313 kasus, di Iran 6.566. Tingkat kematian di Italia menjadi yang paling tinggi di luar China yaitu 366 kematian dibanding kasus yang positif, sementara di China sendiri ada 3.118 orang meninggal dunia karena virus tersebut. Sudah ada 90 negara termasuk Indonesia yang mengonfirmasi kasus positif COVID-19 di negaranya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement